Setia Saat Sulit
Setia Saat Sulit
Saudara, perikop ini
merupakan cerita tentang peristiwa yang terjadi ketika Yusuf berada di penjara
karena dijebak oleh istri Potifar. Bagian pertama dalam perikop ini dimulai
dengan mengenalkan dua tokoh pelayan raja Firaun yaitu juru minuman dan juru
roti. Juru minuman bertugas untuk menyiapkan
dan menyajikan minuman kepada raja dan juru roti bertanggung jawab atas makanan
dan roti yang disajikan di dalam istana. Kedua pejabat ini melakukan kesalahan
yang menyebabkan raja murka dan menghukum mereka. Tidak dijelaskan secara
spesifik apa yang mereka lakukan tapi kemungkinan besar kesalahan tersebut
cukup serius sehingga membuat mereka di penjara. Mereka dimasukkan ke dalam
penjara yang sama dengan Yusuf yang merupakan penjara di rumah kepala pengawal
raja. Kepala pengawal raja yaitu Potifar, mempercayakan kedua pejabat yang
bersalah tersebut kepada Yusuf. Dia ditugaskan untuk melayani kebutuhan dua
pejabat tersebut selama mereka berada di dalam penjara.
Beberapa penafsir
menjelaskan bahwa kalimat beberapa waktu lamanya (ay. 4) menunjukkan
waktu yang lama yaitu sekitar kurang lebih lima tahun. Dalam waktu yang panjang
itu, Yusuf melakukan tanggung jawab yang diberikan kepadanya. Dengan setia Yusuf
melayani dua pejabat istana tersebut meskipun ia sendiri adalah seorang tahanan
yang sedang dihukum di dalam penjara. Dari kisah ini, kita dapat melihat bahwa
Yusuf bukan hanya melakukan tanggung jawabnya dengan setia ketika berada dalam
keadaan yang baik-baik saja dan nyaman, seperti saat ia menjadi orang
kepercayaan di rumah Potifar. Tetapi, dia tetap setia menjalankan tugasnya
dengan baik meskipun berada dalam situasi sulit yang berkepanjangan. Dia tidak
membiarkan penderitaan membuatnya kehilangan integritas atau komitmennya untuk
setia dalam melakukan tanggung jawab.
Saudara, Yusuf menunjukkan
bahwa integritas dan karakter seseorang tidak boleh bergantung pada keadaan
atau situasi di sekitarnya. Bahkan dalam kondisi terburuk sekalipun, seperti saat
Yusuf di penjara secara tidak adil dalam kurun waktu yang lama, ia tetap
menjalankan tugasnya dengan baik dan setia. Hal ini menunjukkan bahwa kondisi
sulit yang terjadi tidak boleh menjadi alasan untuk bersikap semena-mena atau melalaikan
tugas dan tanggung jawab kita. Marilah kita selalu meminta kekuatan dan
bimbingan dari Allah sehingga kita mampu menjadi orang yang setia melakukan
tanggung jawab apa pun kondisi yang sedang kita alami.
Saudara, apakah saudara sudah menjadi
orang yang setia dalam melakukan tanggung jawab meskipun dalam keadaan yang
sulit? Jika belum. Maka mari datang kepada Allah di dalam doa. Mari meminta
kekuatan dari Allah sehingga saudara mampu tetap setia melakukan tanggung jawab
meskipun berada dalam keadaan yang sulit. Dan kiranya Roh Kudus memberikan
saudara kekuatan untuk tetap bertahan dalam kondisi sulit tersebut. (MS)
Komentar
Posting Komentar