Resting in God's Omniscience

Rabu, 25 September 2024                                    
Resting in God's Omniscience 
Bacaan Alkitab : Kejadian 40:20-22


Saudara, ayat-ayat bacaan hari ini menceritakan bahwa pada hari ketiga setelah Yusuf menafsirkan mimpi-mimpi dari dua pejabat istana. Hari tersebut bertepatan dengan ulang tahun raja Firaun sehingga ia mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Dalam tradisi Mesir kuno, hari ulang tahun raja adalah peristiwa yang sangat penting dan seringkali dirayakan dengan pesta besar. Pada kesempatan ini, Firaun meninggikan kepala kedua pejabat istana yang sedang dihukum. Hal ini berarti bahwa raja Firaun akan mengadili dan memutuskan nasib dari kedua pejabat istana tersebut dan mengumumkannya di depan publik. Keputusan yang diambil raja Firaun adalah kepala juru minuman dikembalikan ke jabatannya semula. Ini berarti dia kembali melayani di hadapan raja dengan menyajikan minuman. Kemudian sebaliknya, kepala juru roti dijatuhi hukuman gantung. Penggantungan ini menunjukkan hukuman mati yang dijatuhkan Firaun kepadanya. Dua peristiwa ini sesuai dengan penafsiran mimpi yang dilakukan Yusuf tiga hari sebelumnya.

Ketepatan penafsiran mimpi dalam cerita ini membuktikan bahwa masa depan kedua pejabat istana yang disampaikan oleh Allah melalui Yusuf adalah benar dan akurat. Hal ini sesuai dengan apa yang diyakini oleh Yusuf bahwa hanya Allah lah yang dapat menerangkan arti mimpi (ay.8). Artinya, satu-satunya Pribadi yang berdaulat atas segala sesuatu termasuk mengetahui masa depan seluruh ciptaan hanyalah Allah. Sehingga, peristiwa di masa depan yang Allah sampaikan melalui Yusuf tentu akan terjadi. Peristiwa ini juga menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah sehingga Dia pun memiliki kendali penuh dan tahu dengan pasti peristiwa-peristiwa yang terjadi dalam kehidupan manusia.

Saudara, kemahatahuan Allah berarti bahwa tidak ada satu pun kejadian, pikiran, atau motivasi yang luput dari pengetahuan-Nya. Hal ini juga berarti bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dengan sempurna termasuk masa lalu, masa kini dan masa depan. Kemahatahuan Allah bukan hanya tentang mengetahui informasi, tetapi berarti Dia mengatur segala sesuatu sesuai dengan hikmat dan kasih-Nya yang tidak terbatas. Pemahaman inilah yang menjadi dasar yang kuat bagi kepercayaan dan pengharapan kita sebagai orang percaya. Meskipun saat ini kita hidup dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian akan masa depan, masalah-masalah yang belum terselesaikan atau berbagai pergumulan hidup lainnya. Namun dengan mempercayai Allah yang mengetahui dan mengatur segala sesuatu maka hal ini akan memberikan kita ketenangan. Oleh sebab itu, mari kita selalu mempercayakan seluruh hidup kita dalam tangan pemeliharaan Allah.

Saudara, apakah ketidakpastian akan masa depan, masalah-masalah yang belum terselesaikan atau berbagai pergumulan hidup lain yang saudara hadapi membuat saudara meragukan kuasa Allah? Jika iya. Maka mari datang kepada Allah di dalam doa. Mari meminta anugerah sehingga saudara mampu mempercayai bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dengan sempurna dan pasti mengatur segalanya dengan hikmat dan kasih-Nya yang tidak terbatas. Dan mari meminta bimbingan dari Roh Kudus sehingga kondisi yang saudara hadapi tidak membuat saudara meragukan kuasa dan kedaulatan Allah dalam hidup saudara. (MS)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)