Resting in God's Omniscience
Resting in God's Omniscience
Saudara, ayat-ayat bacaan hari ini menceritakan
bahwa pada hari ketiga setelah Yusuf menafsirkan mimpi-mimpi dari dua pejabat
istana. Hari tersebut bertepatan dengan ulang tahun raja Firaun sehingga ia
mengadakan perjamuan untuk semua pegawainya. Dalam tradisi Mesir kuno, hari
ulang tahun raja adalah peristiwa yang sangat penting dan seringkali dirayakan
dengan pesta besar. Pada kesempatan ini, Firaun meninggikan kepala kedua pejabat istana yang sedang dihukum. Hal
ini berarti bahwa raja Firaun akan mengadili dan memutuskan nasib dari kedua
pejabat istana tersebut dan mengumumkannya di depan publik. Keputusan yang
diambil raja Firaun adalah kepala juru minuman dikembalikan ke jabatannya
semula. Ini berarti dia kembali melayani di hadapan raja dengan menyajikan
minuman. Kemudian sebaliknya, kepala juru roti dijatuhi hukuman gantung. Penggantungan
ini menunjukkan hukuman mati yang dijatuhkan Firaun kepadanya. Dua peristiwa
ini sesuai dengan penafsiran mimpi yang dilakukan Yusuf tiga hari sebelumnya.
Ketepatan penafsiran mimpi dalam cerita ini membuktikan
bahwa masa depan kedua pejabat istana yang disampaikan oleh Allah melalui Yusuf
adalah benar dan akurat. Hal ini sesuai dengan apa yang diyakini oleh Yusuf
bahwa hanya Allah lah yang dapat menerangkan
arti mimpi (ay.8). Artinya, satu-satunya Pribadi yang berdaulat atas segala
sesuatu termasuk mengetahui masa depan seluruh ciptaan hanyalah Allah. Sehingga,
peristiwa di masa depan yang Allah sampaikan melalui Yusuf tentu akan terjadi.
Peristiwa ini juga menegaskan bahwa segala sesuatu berasal dari Allah sehingga
Dia pun memiliki kendali penuh dan tahu dengan pasti peristiwa-peristiwa yang
terjadi dalam kehidupan manusia.
Saudara, kemahatahuan Allah berarti bahwa tidak ada
satu pun kejadian, pikiran, atau motivasi yang luput dari pengetahuan-Nya. Hal
ini juga berarti bahwa Allah mengetahui segala sesuatu dengan sempurna termasuk
masa lalu, masa kini dan masa depan. Kemahatahuan Allah bukan hanya tentang
mengetahui informasi, tetapi berarti Dia mengatur segala sesuatu sesuai dengan
hikmat dan kasih-Nya yang tidak terbatas. Pemahaman inilah yang menjadi dasar
yang kuat bagi kepercayaan dan pengharapan kita sebagai orang percaya. Meskipun
saat ini kita hidup dalam dunia yang penuh dengan ketidakpastian akan masa
depan, masalah-masalah yang belum terselesaikan atau berbagai pergumulan hidup
lainnya. Namun dengan mempercayai Allah yang mengetahui dan mengatur segala
sesuatu maka hal ini akan memberikan kita ketenangan. Oleh sebab itu, mari kita
selalu mempercayakan seluruh hidup kita dalam tangan pemeliharaan Allah.
Saudara, apakah
ketidakpastian akan masa depan, masalah-masalah yang belum terselesaikan atau
berbagai pergumulan hidup lain yang saudara hadapi membuat saudara meragukan
kuasa Allah? Jika iya. Maka mari datang kepada Allah di dalam doa. Mari meminta
anugerah sehingga saudara mampu mempercayai bahwa Allah mengetahui segala
sesuatu dengan sempurna dan pasti mengatur segalanya dengan hikmat dan
kasih-Nya yang tidak terbatas. Dan mari meminta bimbingan dari Roh Kudus
sehingga kondisi yang saudara hadapi tidak membuat saudara meragukan kuasa dan
kedaulatan Allah dalam hidup saudara. (MS)
Komentar
Posting Komentar