Menghakimi Diri Sendiri dan Orang Lain

Kamis, 12 September 2024              
Menghakimi Diri Sendiri dan Orang Lain 
Bacaan Alkitab : Kejadian 38 : 21-30

            Saudara bagian ke-3 dalam kisah tentang Yehuda dan Tamar dimulai dengan Yehuda meminta tolong Adulam, sahabatnya. Untuk memberikan anak kambing kepada perempuan yang dititipkan barang-barangnya namun Adulam tidak berhasil menemukannya (ay. 21-23). Tiga bulan kemudian, Yehuda menerima kabar bahwa Tamar menantunya telah hamil karena melacurkan diri. Merespons berita ini, Yehuda memerintahkan hamba-hambanya untuk membawa Tamar untuk dihukum dengan cara dibakar. Sembari dibawa keluar kemah, Tamar menyuruh orang untuk menyampaikan pesan tentang ayah bayinya dengan cara menitipkan cap materai, kalung dan tongkat untuk diberikan kepada Yehuda. Setelah melihat benda-benda itu, Yehuda berkata, “Perempuan itu lebih benar daripada aku, karena memang aku tidak memberikan dia kepada Syela, anakku.” (ay. 24-26).

            Saudara, sikap Yehuda terhadap berita perzinaan yang dilakukan Tamar. Mengingatkan kita bahwa manusia seringkali lebih cepat menghakimi sesamanya tanpa melihat kesalahan sendiri. Bahkan, hukum yang diberikan oleh Yehuda kepada Tamar termasuk hukuman yang cukup berat pada masa itu. Sikap ini berawal dari kesombongan yang menganggap diri lebih baik daripada orang lain. Sehingga, dengan sekuat tenaga berusaha menyembunyikan dosanya dan menjadi sangat reaktif terhadap dosa orang lain. Dan sebagai akibatnya ketika Tamar mengeluarkan cap, materai dan tongkat, Yehuda kemudian baru menyadari bahwa dirinya-lha yang berzina dengan Tamar. Sehingga, dirinya sama bersalahnya dengan Tamar.

Dengan demikian, renungan hari ini mengingatkan kita untuk menumbuhkan sikap rendah hati dalam diri kita. Sikap ini dapat menolong kita agar dengan mudah menyesali dosa yang kita lakukan. Dan, tidak menjadi reaktif serta memandang buruk dosa orang lain namun dengan penuh kasih dapat menolongnya untuk menyadari dosa dan kembali kepada kebenaran Allah.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana respons kita terhadap dosa yang dilakukan sesama? Jangan izinkan kesombongan melingkupi hati dan pikiran kita sehingga melupakan bahwa sesama kita juga memerlukan Yesus Kristus sebagai jalan keselamatan baginya. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)