Melupakan : Kerapuhan Sifat Manusia

Kamis, 26 September 2024
Melupakan : Kerapuhan Sifat Manusia 
Bacaan Alkitab : Kejadian 40 : 23

       Saudara, Yusuf adalah seorang pemuda yang memiliki tiga bagian kisah hidup yang menyedihkan. Pertama, saat Yusuf dijual ke Mesir (Kej. 37); kedua, difitnah (Kej. 39) dan ketiga saat ia dilupakan oleh juru minuman yang telah ditolongnya (Kej. 40: 23). Dalam ay. 23 ditulis sebanyak 2 kali bahwa, “…juru minuman itu tidak ingat lagi kepada Yusuf; ia lupa kepadanya.” Dalam pengertian bahasa Ibrani, Kata “tidak ingat” (=lo zakar) dan “lupa” (=shakach) merupakan kata kerja yang pada dasarnya mengatakan hal yang sama yaitu melupakan dan mengabaikan. Dengan demikian, akhir perikop ini menunjukkan bahwa juru minuman mengabaikan kebaikan Yusuf yang telah membuatnya bebas dari penjara.

          Saudara, sikap melupakan dari sang juru minuman sebenarnya merupakan kerapuhan sifat manusia yang juga dapat dialami semua orang. Hal ini bukan berarti bahwa kita tidak perlu mengharapkan pertolongan dari orang lain. Karena, jika kita membaca kisah Yusuf secara keseluruhan. Kita mengetahui bahwa sikap melupakan dari juru minuman ini menunjukkan, bahwa Tuhan sedang “menunda” pembebasan Yusuf. Karena pada Kej. 41: 9-13, juru minuman tersebut  kemudian menyebutkan nama Yusuf di hadapan Firaun dan menjadikannya penguasa di Mesir. Oleh sebab itu, bukanlah kebaikan manusia yang kita andalkan tetapi kebaikan Tuhan senantiasa dalam menghadapi situasi kehidupan kita.

          Saudara, ada banyak hal yang Tuhan izinkan terjadi dalam kehidupan kita. Peristiwa-peristiwa yang menyenangkan serta juga peristiwa-peristiwa menyedihkan  yang tidak kita harapkan sama sekali. Misalnya: kehilangan orang yang dikasihi, sakit penyakit yang sulit disembuhkan, atau bahkan seperti Yusuf yang dilupakan oleh orang yang diharapkan untuk memberikan pertolongan. Biarlah kisah Yusuf ini mengingatkan bahwa hanya Tuhan saja yang dapat kita andalkan. Karena, Ia mengetahui yang terbaik bagi anak-anak-Nya. Dengan demikian, mari andalkan Tuhan saat kita menghadapi pergumulan dan nantikanlah pertolongan-Nya senantiasa.

          Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, siapakah yang kita andalkan saat menghadapi pergumulan? Mari, koreksi hati kita dengan jujur di hadapan Allah. Dan jika seringkali yang kita andalkan adalah manusia. Maka, mintalah Roh Kudus untuk membimbing dan mengingatkan kita akan Tuhan sebagai Pribadi yang dapat kita andalkan senantiasa. (TH)

 

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)