Humility Before Greatness
Humility Before Greatness - Kerendahan Hati Mendahului Keagungan
Bacaan Alkitab: Kejadian 41:14-21
Saudara di dalam kisah ini,
berkat juru minum Firaun yang memberitahukan Firaun bahwa ada seorang budak
yang dapat menafsirkan mimpi maka Yusuf
dipanggil ke istana Firaun. Ia dipanggil
dari penjara untuk menghadap Firaun guna menafsirkan mimpi yang tak dapat
dipecahkan oleh siapa pun di Mesir.
Saudara salah satu hal
yang dapat dipelajari dari ayat-ayat ini adalah tentang kerendahan hati Yusuf.
Meskipun Yusuf diberi kesempatan yang begitu besar, ia tidak memegahkan
dirinya, melainkan mengarahkan segala kemuliaan
hanya kepada Allah. Ia
menunjukkan kerendahan hatinya terutama saat Firaun bertanya tentang
kemampuannya menafsirkan mimpi. Yusuf dengan tegas menjawab bahwa bukan dia
yang mengartikan mimpi tapi Allah yang memberikannya kepada Firaun (Kejadian
41:16). Pernyataan ini menunjukkan betapa Yusuf menyadari bahwa semua
kebijaksanaan dan kemampuan yang ia miliki berasal dari Tuhan, bukan dari
dirinya sendiri. Ini menjadi contoh penting bagi kita tentang bagaimana kita
harus merendahkan hati di hadapan Tuhan, mengakui bahwa segala kemampuan dan
keberhasilan kita adalah karena anugerah-Nya. Ini berarti bahwa di dalam
kehidupan sehari-hari, kita diajak untuk tidak bersandar pada kekuatan sendiri,
tetapi selalu mengandalkan Tuhan dalam setiap pencapaian.
Saudara, kerendahan hati Yusuf menjadi teladan bagi kita semua untuk
tidak meninggikan diri di tengah keberhasilan dan kesuksesan kita. Marilah kita
belajar untuk selalu menyadari karya Tuhan dibalik setiap aspek keberhasilan
kita. Kiranya renungan ini mengingatkan kita untuk senantiasa rendah hati dan
bergantung sepenuhnya kepada Tuhan. Tuhan memberkati kita semua. Amin.
Komentar
Posting Komentar