Divine Meaning of Life
Divine Meaning of Life
Saudara,
dalam bagian pertama dari kisah tentang Yusuf menafsirkan mimpi Firaun ini.
Penulis menggambarkan mimpi yang dialami oleh Firaun tentang 7 lembu yang buruk
bentuknya memakan 7 lembu yang bagus bentuknya (ay. 1-4). Kemudian, 7 bulir
gandum yang kurus dan layu menelan 7 bulir gandum yang bernas dan berisi (ay.
5-7). Firaun menjadi gelisah dan memanggil semua ahli ilmu gaib dan semua orang
berilmu di Mesir untuk menanyakan arti mimpi tersebut. Namun, tidak ada
seorangpun yang dapat mengartikannya. (ay. 8).
Saudara,
ketidakmampuan para ahli ilmu gaib dan orang berilmu di Mesir untuk
menafsirkan mimpi Firaun menunjukkan bahwa mimpi tersebut berasal dari Tuhan.
Sehingga tidak dapat ditafsirkan oleh hikmat manusia yang seringkali
menggunakan tipu daya seperti yang dilakukan oleh para orang berilmu di Mesir.
Tuhan memberikan mimpi kepada Firaun sebagai upaya peringatan dini tentang
bencana yang akan terjadi di Mesir (ay. 25-36). Dan, kita mengetahui bahwa
hanya Yusuf –seorang yang memiliki relasi dengan Tuhan- yang dapat menjelaskan arti mimpi Firaun dan menjadi kesempatan untuk Yusuf menjadi penguasa di Mesir
(ay. 37-57).
Saudara
bagian pertama dari kisah ini mengingatkan kita bahwa dalam setiap situasi,
Tuhan dapat berbicara kepada umat-Nya. Dan seperti kisah Yusuf ini, hanya
orang-orang yang memiliki relasi dengan Tuhan yang akan memahami makna ilahi
dibalik setiap situasi-situasi tersebut. Misalnya: ketika sakit, kita tidak
cepat-cepat mengeluh tetapi dapat melihat bahwa di pisah rasa
sakit yang kita rasakan Tuhan memiliki tujuan untuk menumbuhkan ketergantungan
kita kepada anugerah dan pertolongan-Nya semata. Atau, dapat juga menjadi
sarana untuk menumbuhkan karakter kesabaran dalam diri kita. Dengan demikian,
tetaplah membangun keintiman dengan Tuhan melalui disiplin rohani yang kita
lakukan. Dan jalani kehidupan bersama dengan Allah sehingga dapat memahami
setiap makna ilahi dibalik setiap peristiwa yang terjadi dalam kehidupan kita.
Saudara,
mari sejenak kita merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Apakah
kita rindu memiliki hikmat untuk memahami makna ilahi dibalik setiap peristiwa
dalam kehidupan kita? Jika iya, bangunlah komitmen yang teguh dalam menjalani
disiplin rohani dan bertumbuh dalam hubungan kita dengan Allah. (TH)
Komentar
Posting Komentar