Silent is Gold

Jumat, 16 Agustus 2024
Silent is Gold
Bacaan Alkitab : Kejadian 34:30-31

 


            Saudara dalam bagian terakhir dari kisah tentang Dina dan Sikhem ini, kita dapat melihat respons Yakub terhadap kejahatan yang dilakukan anak-anaknya. Dia memanggil Simeon dan Lewi untuk menegur mereka. Dalam tegurannya, Yakub menjelaskan konsekuensi logis dari perbuatan mereka yaitu mencemarkan bangsa pilihan Allah serta akan mendatangkan pembalasan dendam terhadap seluruh keluarga dari bangsa Kanaan dan Feris. (ay. 30). Merespons teguran ini, Simeon dan Lewi membenarkan perbuatan mereka, yang memang sesuai dengan kebiasaan bangsa yang hidup secara nomaden. Serta, sakit hati yang mereka rasakan karena Sikhem mencemari Dina adik mereka. (ay. 31).

            Saudara sebagai seorang ayah, Yakub pastinya juga merasa sakit hati karena anaknya perempuan satu-satunya disakiti oleh bangsa asing. Namun, Yakub tidak mengijinkan kemarahan menguasai hati dan pikirannya. Ia lebih mengkhawatirkan keselamatan seluruh keluarga besarnya, yang dapat saja dimusnahkan oleh bangsa Kanaan dan Feris. Sikap Yakub ini merupakan teladan dari berpikir panjang terhadap suatu masalah. Yakub tidak membiarkan dirinya dikendalikan oleh emosi, sehingga jika kita membaca kembali ay. 5 maka kita dapat melihat Yakub diam setelah mendengar kabar tentang Dina dengan tujuan untuk menenangkan diri dan memikirkan dengan cermat, hati-hati sampai dampaknya untuk keluarga besarnya.

            Saudara, bagaimana dengan kita? Seberapa sering kita menemukan diri kita dikendalikan oleh emosi? Misalnya : ketika kita menerima perlakukan kurang sopan/pantas/adil bahkan tuduhan-tuduhan palsu, hati kita dibakar emosi lalu dengan segera meluapkan emosi dengan marah-marah, mengutuk, atau melakukan tindakan kekerasan. Dan, setelah kita meluapkannya maka kita merasa bersalah kemudian menyesali tindakan tersebut dan menemukan bahwa masalah semakin buruk. Oleh sebab itu, mari disiplinkan diri kita untuk “diam” agar dapat menenangkan diri sehingga kita dapat memikirkan dengan cermat, hati-hati dan bijaksana solusi untuk masalah-masalah tersebut.

            Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar.  Saudara, seberapa sering kita dikendalikan emosi? Mari, disiplinkan diri kita untuk diam dan menenangkan diri terlebih dahulu untuk dapat berpikir panjang ketika menghadapi suatu masalah. Percayalah Roh Kudus akan memberikan hikmat kepada kita untuk dapat memikirkan segala hal dengan bijaksana dan hati-hati. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Abram di Mesir (1)

Yakub Merampas Berkat Esau dengan Tipu Daya (1)