Silent is Gold
Silent is Gold
Bacaan Alkitab : Kejadian 34:30-31
Saudara dalam bagian terakhir dari
kisah tentang Dina dan Sikhem ini, kita dapat melihat respons Yakub terhadap
kejahatan yang dilakukan anak-anaknya. Dia memanggil Simeon dan Lewi untuk
menegur mereka. Dalam tegurannya, Yakub menjelaskan konsekuensi logis dari
perbuatan mereka yaitu mencemarkan bangsa pilihan Allah serta akan mendatangkan
pembalasan dendam terhadap seluruh keluarga dari bangsa Kanaan dan Feris. (ay.
30). Merespons teguran ini, Simeon dan Lewi membenarkan perbuatan mereka, yang
memang sesuai dengan kebiasaan bangsa yang hidup secara nomaden. Serta, sakit
hati yang mereka rasakan karena Sikhem mencemari Dina adik mereka. (ay. 31).
Saudara sebagai seorang ayah, Yakub
pastinya juga merasa sakit hati karena anaknya perempuan satu-satunya disakiti
oleh bangsa asing. Namun, Yakub tidak mengijinkan kemarahan menguasai hati dan
pikirannya. Ia lebih mengkhawatirkan keselamatan seluruh keluarga besarnya,
yang dapat saja dimusnahkan oleh bangsa Kanaan dan Feris. Sikap Yakub ini merupakan
teladan dari berpikir panjang terhadap suatu masalah. Yakub tidak membiarkan
dirinya dikendalikan oleh emosi, sehingga jika kita membaca kembali ay. 5 maka
kita dapat melihat Yakub diam setelah mendengar kabar tentang Dina dengan
tujuan untuk menenangkan diri dan memikirkan dengan cermat, hati-hati sampai
dampaknya untuk keluarga besarnya.
Saudara, bagaimana dengan kita?
Seberapa sering kita menemukan diri kita dikendalikan oleh emosi? Misalnya :
ketika kita menerima perlakukan kurang sopan/pantas/adil bahkan tuduhan-tuduhan
palsu, hati kita dibakar emosi lalu dengan segera meluapkan emosi dengan
marah-marah, mengutuk, atau melakukan tindakan kekerasan. Dan, setelah kita
meluapkannya maka kita merasa bersalah kemudian menyesali tindakan tersebut dan
menemukan bahwa masalah semakin buruk. Oleh sebab itu, mari disiplinkan diri
kita untuk “diam” agar dapat menenangkan diri sehingga kita dapat memikirkan
dengan cermat, hati-hati dan bijaksana solusi untuk masalah-masalah tersebut.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, seberapa sering kita dikendalikan emosi? Mari, disiplinkan diri kita untuk diam dan menenangkan diri terlebih dahulu untuk dapat berpikir panjang ketika menghadapi suatu masalah. Percayalah Roh Kudus akan memberikan hikmat kepada kita untuk dapat memikirkan segala hal dengan bijaksana dan hati-hati. (TH)
Komentar
Posting Komentar