Motif Tersembunyi di Balik Tindakan Rohani
Motif Tersembunyi di Balik Tindakan Rohani
Saudara, dalam ayat
bacaan hari ini merupakan lanjutan dari permohonan Sikhem untuk menikahi Dina
kepada Yakub dan keluarganya. Sikhem berusaha menawarkan apa saja dan bersedia
memberikan mahar apapun yang diminta oleh keluarga Dina. Melihat situasi ini,
saudara-saudara Dina merasa marah dan merespons dengan rencana tipu muslihat.
Mereka rupanya bermaksud untuk membalas perbuatan Sikhem secara tidak langsung.
Anak-anak Yakub ini kemudian mengatakan bahwa mereka tidak bisa memberikan Dina
kepada orang yang tidak bersunat sebab itu merupakan aib bagi mereka. Oleh
sebab itu, jika semua laki-laki dalam keluarga Hemor bersedia untuk disunat
maka mereka akan menyetujui pernikahan tersebut.
Saudara, mengajukan
syarat sunat kepada keluarga Hemor dan Sikhem memang terlihat seperti melakukan
tindakan rohani. Sebab praktik sunat yang dimaksudkan adalah mengacu pada tanda
perjanjian antara Tuhan dan keturunan Abraham. Namun anak-anak Yakub sengaja
menggunakan alasan rohani ini untuk melakukan balas dendam. Mereka tidak
sungguh-sungguh ingin mengajak orang lain untuk masuk dalam perjanjian dengan
Tuhan.
Saudara apa yang
dilakukan anak-anak Yakub, terkadang kita juga jumpai dalam kehidupan
orang-orang percaya. Terkadang kita menemukan orang-orang yang menggunakan
hal-hal rohani untuk sebuah tujuan pribadi atau motif-motif tersembunyi
lainnya. Tujuan dari hal tersebut sebenarnya bukanlah agar tertuju kepada Tuhan
namun agar tujuan dari orang tersebut tercapai. Namun dibungkus dengan hal
rohani agar terlihat lebih baik. Hal ini merupakan hal yang salah dan tidak
sepatutnya dilakukan oleh orang percaya. Sebagai orang percaya seharusnya kita
jujur sesuai dengan apa yang sebenarnya. Hal rohani harus dilakukan untuk tujuan
rohani yaitu kemuliaan Allah. Marilah meminta pertolongan Roh Kudus agar kita
dapat menjadi orang percaya yang jujur sesuai dengan apa yang sebenarnya.
Saudara, apakah kita
pernah menggunakan hal-hal rohani untuk tujuan pribadi? Jika pernah, marilah
berdoa kepada Allah. minta ampun dan buatlah komitmen untuk tidak lagi
menggunakan hal-hal rohani untuk tujuan pribadi. Dan mintalah Roh Kudus
membimbing kita agar dapat terus melakukan yang benar di sepanjang kehidupan
kita. (DS)
Komentar
Posting Komentar