Kematian Sara dan Pembelian Kuburannya (1)

Kamis, 25 April 2024

Kematian Sara dan Pembelian Kuburannya (1)

Bacaan Alkitab : Kejadian 23 : 1 – 6



            Dalam bagian pertama dari kisah tentang kematian Sara dan Pembelian kuburannya maka kita dapat memperoleh dua makna : Pertama, dunia bukan tempat tinggal kita selamanya. Sara adalah satu-satunya wanita dalam Alkitab yang dicatat usia kematiannya -yaitu 127 tahun- sebab, ia adalah ibu segala bangsa. Setelah melahirkan Ishak di usia 90 tahun, Sara sepenuhnya mendidik, merawat dan membesarkan Ishak sampai hari kematiannya (ay. 1). Melalui ayat ini kita dapat melihat bahwa seberapa panjang pun umur seseorang, kita tidak dapat menolak kematian kapanpun ia datang menghampiri kita. Hal ini mengingatkan kepada kita bahwa dunia tempat kita tinggal hanyalah tempat tinggal sementara. Sehingga, sangat penting bagi kita untuk mengatur kehidupan dengan bijaksana dan selaras dengan Firman Tuhan.

Kedua, bangunlah sikap rendah hati dengan menyadari bahwa semua yang kita miliki adalah milik Allah. Saudara pada saat Sara meninggal, Abraham meratapi kematian Sara karena perasaan kehilangan yang mendalam (ay.2). Hanya Abraham tidak membiarkan kesedihannya berlarut-larut. Hal ini dapat kita perhatikan bagaimana Abraham tetap dapat mengambil tindakan bijaksana saat mempersiapkan tanah untuk kuburan Sara. Ia membeli sebidang tanah di Kanaan dengan cara menempatkan diri sebagai penyewa di hadapan bangsa Herbonit meskipun ia memiliki hak atas tanah tersebut (ay. 3-6). Ia tidak membiarkan kesedihan mengaburkan sikap batin rendah hati dalam dirinya sehingga tetap menjadi berkat bagi sesama dalam masa-masa yang kelam.

Saudara, sikap hati yang bersedih karena kehilangan seseorang yang dikasihi merupakan sesuatu yang wajar dan pasti akan dialami oleh semua orang. Hanya jangan berlarut-larut dengan kesedihan tersebut, sebab apa yang kita miliki baik pasangan, anak, sahabat, harta dan jabatan adalah milik Allah dan Ia dapat mengambil-Nya kapanpun Ia berkehendak. Namun, percayalah bahwa Tuhan tetap memegang kendali dan akan melimpahkan penghiburan bagi kita.

 

            Saudara, mari menenangkan diri di hadapan Tuhan dan merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, dunia tempat kita tinggal hanyalah tempat persinggahan sementara. Sudahkah kita menjalani kehidupan dengan bijaksana?  Mari, andalkan Tuhan dan kuasa-Nya dalam menguduskan dan mempersiapkan kita untuk menjadi pengantin-Nya. Agar, saat Ia datang kembali untuk menjemput, kita telah siap sedia untuk menikmati kehidupan bersama dengan-Nya. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup