Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah dengan Abraham (4)

Kamis, 14 Maret 2024

Sunat Sebagai Tanda Perjanjian Allah dengan Abraham (4)

Bacaan Alkitab : Kejadian 17 : 18 – 22



            Pada bagian ke-4 kisah tentang “sunat sebagai tanda perjanjian,” berisi respons Abraham terhadap pengulangan janji Allah tentang keturunannya. Pada ay. 18, Abraham menyatakan “Ah, sekiranya Ismael diperkenankan hidup di hadapan-Mu.Sikap ini menunjukkan ada keraguan akan janji-janji Allah yang akan tergenapi melalui Sara, sebab saat itu Abraham dan Sara telah tua. Sikap hati yang tidak percaya kemudian direspons Allah dengan menunjukkan kesabaran-Nya serta pernyataan janji-janji-Nya dengan lebih spesifik. Yaitu, bahwa berkat Allah bagi Abraham yang telah dijanjikan-Nya sejak Abraham keluar dari Ur-kasdim (ay. 12) akan digenapi melalui keturunannya melalui Sara. Allah memperjelas bahwa keturunan Abraham adalah seorang laki-laki, diberi nama Ishak dan akan dilahirkan pada tahun yang akan datang. Bahkan Ismael yang dilahirkan Hagar bagi Abraham menerima berkat Allah sebab Ismael adalah keturunan Abraham (ay. 19-21). Melalui hal ini, Allah hendak memperkuat iman Abraham sehingga ia tetap dapat menantikan penggenapan janji Allah baginya.

            Saudara pernahkah kita berada dalam situasi kehidupan, mungkin seperti masa penantian akan hadirnya seorang anak, teman hidup, memperoleh pekerjaan, diterima di universitas yang diidamkan, dan lainnya. Pada awalnya mungkin saja kita mempercayai Allah namun dengan berlalunya waktu, bertambahnya usia dan hal yang kita harapkan tidak juga terwujud maka mungkin saja iman kita semakin melemah sehingga kita menjadi ragu kepada-Nya. Keraguan tersebut tidak hanya menguasai hati kita tetapi juga pikiran bahkan tindakan kita. Kita menjadi malas ke gereja, berdoa, melayani, bersaat teduh sehingga tanpa kita sadari kita semakin menjauh dari Allah.

            Penggalan kisah tentang Abraham yang kita baca hari ini, mengingatkan kepada kita akan kuasa Allah yang melampaui keadaan kita saat ini. Kuasa-Nya tidak dapat dibatasi oleh apa pun, Ia adalah Allah yang tidak hanya mampu membelah laut menjadi dua (Kel. 14: 1-31); membuat dunia yang kita tempati saat ini dengan indahnya (Kej. 1). Ia juga adalah Allah yang berkuasa atas kehidupan kita dan mampu mengadakan mukjizat bagi kita. Oleh karena itu, marilah datang kepada Allah ketika hati kita sudah mulai meragukan-Nya dan nyatakan semua kekhawatiran dan ketakutan kita di hadapan-Nya. Maka, Ia akan memulihkan keadaan kita agar kita dapat menantikan mukjizat-Nya bagi kita.

            Saudara, mari menenangkan hati kita di hadapan Allah dan merenungkan kebenaran firman-Nya. Saudara, bagaimana kondisi hati kita saat pergumulan kehidupan kita terasa semakin berat sehingga mengaburkan kasih Allah bagi kita? Jika keraguan semakin melingkupi hati kita, mari datanglah kepada Allah dan ijinkan anugerah-Nya kembali menguatkan dan menghibur kita dalam setiap kondisi kehidupan kita saat ini. (TH)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup