Panggilan Abram (1)

Kamis, 15 Februari 2024

Panggilan Abram (1)

Bacaan Alkitab : Kejadian 12 : 1 – 3



            Pada pasal 12, narasi dalam kitab Kejadian berpindah kepada Abram sebagai penanda suatu permulaan perjanjian Allah dengan umat-Nya. Abram dipanggil Allah keluar dari tanah airnya yaitu Ur-Kasdim ke negeri yang akan Tuhan tunjukan kepada Abram (ay. 1). Ia meninggalkan negeri, sanak saudara dan rumah ayahnya, Terah. “Rumah ayah” memiliki pengertian sebagai salah satu ciri terpenting masyarakat Israel, yaitu “keluarga besar” atau “keluarga bersama” sampai tiga generasi dan merupakan pusat keagamaan, kehidupan sosial dan ekonomi di Israel kuno. Hal ini berarti Abram pergi untuk membentuk suatu keluarga baru dengan dirinya sebagai kepala keluarga.

            Pada saat Allah memanggil Abram, ia belum memiliki seorang anak dan karena itu tidak ada jaminan pasti bahwa Abram dapat membentuk keluarga besarnya sendiri. Namun dengan iman, Abram tetap menaati Allah dan kemudian Allah memberkatinya (ay. 2-3). Berkat-Nya atas Abram yaitu : menjadikan Abram sebagai bangsa yang besar; menarik Abram ke dalam hubungan yang dekat dengan Allah; memberikan Abram keturunan; dan menjadikan Abram sebagai berkat bagi bangsa-bangsa (ay. 2). Makna “engkau akan menjadi berkat” menunjukkan bahwa Abram akan menjadi teladan dalam cara memperoleh kebahagiaan sejati bagi seluruh manusia di muka bumi termasuk keluarga Kristen.

            Saudara keluarga Kristen saat ini dapat meneladani Abram melalui sikap taat Abram kepada-Nya dengan cara menjadikan Allah sebagai pusat dalam kehidupan keluarga. Sikap ini dapat diterapkan misalnya dengan cara : membangun mazbah dalam keluarga melalui pembacaan Firman Tuhan, berdoa dan memuji Tuhan bersama-sama. Belajar menerapkan nilai-nilai kristiani dalam membangun hubungan antar anggota keluarga melalui tindakan kasih, rasa hormat, ketundukan, rendah hati, dll. Atau melalui pengucapan berulang-ulang atas suatu nilai kepada anak, misalnya : kalau kamu melakukan kesalahan belajar meminta maaf; jika menerima kebaikan maka ucapkan terima kasih; jika mau makan maka mengucap syukurlah kepada Allah melalui doa, dan lain-lain. Marilah kita menjadikan Allah sebagai pusat dalam kehidupan keluarga dan nikmati berkat-Nya atas keluarga kita.

            Saudara, mari menenangkan diri kita di hadapan-Nya dan merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, selama ini bagaimana cara kita membangun keluarga? Mari mengevaluasi nilai-nilai yang menjadi pegangan saat berinteraksi dengan seluruh anggota keluarga. Agar Allah tetap menjadi pusat dalam keluarga kita. (TH)

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup