Abram dan Lot Berpisah (2)
Kamis, 22 Februari 2024
Abram dan
Lot Berpisah (2)
Bacaan
Alkitab : Kejadian 13 : 5 – 9
Dalam bagian ke-2 dari kisah
“Abraham dan Lot berpisah” ini diceritakan tentang perselisihan antara
hamba-hamba Abraham dan hamba-hamba Lot, keponakannya. Melalui kisah ini mari
kita merenungkan dua hal yaitu:
Pertama,
Sumber Perselisihan Abraham dan Lot (ay. 5-7)
Pada ay. 5-7 dituliskan tentang
Abraham dan Lot yang memiliki kekayaan berupa domba, lembu dan kemah dalam
jumlah yang sama-sama banyak. Sehingga, sebenarnya negeri tersebut tidak cukup
luas bagi mereka untuk tinggal bersama-sama. Akibat pertama yang terjadi adalah timbulnya perselisihan antara hamba-hamba Abraham dan Lot berkaitan dengan
padang rumput untuk memberi ternak mereka makan. Perselisihan ini kemudian
menyebabkan perpisahan antara Abraham dan Lot.
Saudara, kekayaan dapat menjadi
sumber perselisihan di antara
sesama bahkan kerabat/ keluarga terdekat karena kekayaan cenderung membuat
seseorang sombong dan tamak. Misalnya saja : anak dapat dengan tega membunuh
orang tua karena harta, antara saudara
kandung saling mencelakai satu dengan yang lain untuk memperebutkan warisan,
atau seseorang dapat dengan kejam menyakiti pasangannya karena asuransi, dll.
Dengan demikian, mari kita menjadi waspada dengan harta yang Tuhan titipkan
kepada kita. Jangan membiarkan hati kita dikuasai ketamakan yang dapat
membutakan hati nurani kita.
Kedua,
Sikap Bijaksana Abraham dalam Menyelesaikan Masalah (8-9)
Abraham dan Lot kemudian berdiskusi
tentang perkara yang terjadi
antara hamba-hamba mereka. Pada ay. 8, kita dapat mengetahui
bahwa dengan bijaksana Abraham mempersilahkan Lot untuk memilih terlebih dahulu
bagian negeri yang mana yang akan menjadi tanah kediamannya. Sikap ini
menunjukkan bahwa Abraham tidak mempertahankan haknya sebagai pihak yang lebih
tua dan mengalah demi perdamaian. Matthew Henry menilai sikap ini dapat
ditunjukkan Abraham sebab ia mempercayai janji Allah akan memberkati dia dan
keturunannya (Kej. 12:2).
Saudara, melalui bagian ini kita
dapat merenungkan bahwa sikap tidak mempertahankan hak merupakan sikap
penaklukan terhadap ego, keangkuhan serta kemarahan diri kita sendiri. Oleh
sebab itu, dalam membangun relasi dengan keluarga, partner kerja, rekan kerja dan pelayanan, mari kita belajar untuk
menyelesaikan masalah secara bijaksana dan dapat saling merendahkan hati satu
dengan yang lain.
Saudara, mari menenangkan diri di
hadapan Tuhan dan merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara,
selama ini bagaimana cara kita membangun relasi dengan keluarga, rekan kerja
dan pelayanan, dll? Mari berdoa dan minta kekuatan dari Roh Kudus agar kita
tetap dapat belajar menumbuhkan kasih, penguasaan diri, kesabaran dan sikap
rendah hati. (TH)
Komentar
Posting Komentar