Air Bah Surut (1)
Kamis, 25 Januari 2024
Air Bah Surut (1)
Bacaan Alkitab : Kejadian 8 : 1 - 5
Ketika Allah menghukum dunia dengan air bah, Ia tidak
memusnahkan seluruh ciptaan-Nya. Hal ini dapat kita perhatikan dalam Kej. 6
yaitu ketika Allah mengadakan perjanjian dengan Nuh dan keluarganya dan bahkan,
Allah menyelamatkan binatang-binatang dari berbagai jenisnya. Perjanjian Allah
dengan Nuh dimulai sejak pemeliharaan Allah terhadap keluarga Nuh dalam
bahtera, dan kemudian pada saat air bah surut.
Pada saat air bah surut, perjanjian-Nya digenapi dengan
“Allah mengingat Nuh…” (ay. 1a). Pernyataan ini tidak berarti bahwa sebelumnya
Allah melupakan Nuh, lalu tiba-tiba Ia mengingat Nuh. Namun dengan setia, Ia
melaksanakan rencana-Nya sesuai dengan waktu dan kehendak-Nya. Termasuk kapan
Ia akan mengeluarkan Nuh dari bahtera tersebut. Atau dengan kata lain, sejak
awal Allah tidak melupakan Nuh dan tetap memegang perjanjian-Nya dengan Nuh.
Setelah Allah mengingat Nuh, narasi kemudian beralih kepada berhentinya hujan
dan mengakibatkan air bah surut dari muka bumi sehingga bahtera Nuh kandas di
Pegunungan Ararat (ay. 1-5). Dengan demikian bagian awal dari perikop tentang
“Air Bah surut” ini mengingatkan kita akan kesetiaan Allah terhadap umat-Nya.
Saudara dalam perjalanan iman kita meskipun kita
mengetahui bahwa Allah setia kepada kita dan bahwa rancangan-Nya baik bagi kita
namun mungkin saja timbul keragu-raguan dalam diri kita terhadap Allah.
Misalnya timbul pertanyaan, “Apakah Allah mengingatku? apakah Allah akan
memenuhi janji-Nya terhadapku? Atau kapan Ia akan mengizinkan
aku keluar dari badai kehidupan ini? Dan bahkan mungkin saja, Allah mengizinkan
kita merasa ditinggalkan oleh Allah sebab banyaknya persoalan dan pergumulan
yang kita hadapi. Firman Tuhan yang kita baca hari ini meneguhkan iman kita
bahwa, “Allah mengingat…” akan
janji-janji-Nya akan memenuhi janji tersebut sesuai dengan waktu dan cara-Nya.
Dan bagian kita, adalah tetap percaya kepada-Nya. Dan karenanya kita dapat
menjadi tetap tenang dan kuat dalam setiap kondisi kehidupan yang saat ini kita
alami.
Saudara, mari kita menenangkan hati di hadapan Tuhan dan
merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana respons
hati kita ketika Allah mengizinkan kita mengalami pergumulan yang cukup lama seperti
sakit penyakit, musibah yang menghabiskan harta yang kita miliki, atau
persoalan yang tak kunjung berakhir? Mari tetap percaya kepada kesetiaan-Nya
kepada kita dan nantikan Ia menggenapi janji-janji-Nya bagi kita. (TH)
Komentar
Posting Komentar