Kesungguhan Hati Kepada Allah
Jumat, 29 Desember 2023
Kesungguhan
Hati Kepada Allah
Bacaan
Alkitab : Maz. 31 : 24 – 25
Saudara, mengakhiri
tahun 2023 ini, mari kita merenungkan kasih Allah dalam Maz. 31 : 24 – 25. Inti
dari Mazmur 31 ini, adalah bentuk kepercayaan pemazmur kepada Tuhan melalui
tindakan penyerahan hidupnya ke dalam tangan Tuhan. Pada ay. 24-25, pemazmur sedang
menuliskan seruan dan dorongan kepada semua orang percaya, yaitu:
Pertama, Pemazmur Mengkhendaki agar Kita Mengasihi Allah (ay. 24)
Dalam ay. 24a, Pemazmur
mendorong orang percaya untuk, “Kasihilah TUHAN …”
Kasih sebenarnya merupakan salah satu sifat Allah yang juga ada dalam
diri semua orang. Hanya karena manusia jatuh dalam dosa maka sifat kasih ini
akan tercemar dosa. Ketika manusia berdosa bertobat dan menerima Tuhan Yesus
menjadi Juruselamat maka sifat-sifat yang karakter-karakter jahat yang
diakibatkan oleh dosa, akan diubah menjadi karakter yang saleh sesuai dengan
karakter kekudusan Allah. Pemazmur memahami hal ini, sehingga ia mendorong umat
Allah untuk lebih mengasihi Allah dalam hati dan juga tercermin melalui seluruh
tindakannya. Pemazmur melengkapi pemahaman tentang kasih Allah dengan
menyatakan dalam kasih-Nya, Allah akan tetap menghukum orang-orang yang congkak
(ay. 24b).
Kedua, Pemazmur Mengkhendaki agar Kita Berharap kepada Allah (ay. 25)
Seruan dan dorongan kedua adalah berharap kepada Allah. Dorongan ini diawali dengan kata kuatkanlah. Kata kuatkanlah merupakan kata perintah yang berarti menjadi lebih teguh dalam memegang prinsip Firman Allah. Pemazmur mempercayai Allah akan senantiasa menguatkan umat-Nya yang berharap kepada-Nya meskipun mereka sedang dalam kesulitan dan bahaya seperti apapun. Sehingga, pemazmur mengkhendaki agar umat-Nya senantiasa berharap kepada-Nya dalam segala hal.
Saudara mengakhiri
tahun 2023 ini, mari kita memeriksa hati kita dihadapan Allah. Pemazmur
mengkhendaki agar umat-Nya mengasihi dan berharap kepada Allah. Makna yang
dapat kita peroleh adalah memeriksa garis tipis antara iman dan keraguan yang
ada dalam hati kita. Perbedaan tipis antara keraguan dan iman kepada Allah
dalam diri kita misalnya disatu sisi kita mempercayai kehadiran Allah dalam
kehidupan tapi detik berikutnya, kita dapat merasa sendirian, ragu-ragu dan
sakit hati. Jika demikian bukankah kita tidak sedang mempercayai Allah dengan
sepenuh hati? Oleh sebab itu, dengan memeriksa hati di hadapan Allah dan
menemukan keraguan dan ketidaksungguhan dalam hati kita maka datanglah kepada
Allah dan mintalah Dia untuk menguatkan hati dan pikiran kita kembali.
Saudara, mari sejenak
kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, masihkah ada
keraguan dalam hati kita kepada Allah? Mari memasuki tahun 2024, kasihi Allah
dengan sungguh-sungguh dan berharaplah kepada-Nya dalam setiap situasi
kehidupan. (TH)
Komentar
Posting Komentar