Manusia di Taman Eden (III)
Kamis, 30 November 2023
Manusia di Taman
Eden (III)
Bacaan Alkitab : Kej.
2 : 10 – 14
Dalam taman Eden, Allah menciptakan
sebuah sungai sebagai sumber air untuk mengairi dan memelihara seluruh
kehidupan dalam taman. Sungai dalam taman Eden memiliki empat cabang Sungai
yang mengalir keluar dari taman Eden. Keempat sungai tersebut yaitu : Pison,
Gihon, Tigris dan Efrat. Penulis kitab kejadian menuliskan keberadaan
sungai-sungai ini dengan begitu detail yaitu berada di daerah Mesopotamia Kuno
dan juga segala sesuatu yang terkandung dalam sungai-sungai itu (ay. 11-14).
Dengan tujuan untuk: pertama, membuktikan bahwa Taman Eden pernah ada di muka
bumi ini dan bukan hanya sekedar cerita mitos belaka. Hal ini diperkuat dengan
keberadaan sungai Tigris dan Efrat yang masih ada sampai saat ini.
Kedua,
merupakan bukti pemeliharaan Allah. Kata “mengalir” pada ay.10 memiliki
pengertian menyiram dan mengairi seluruh tanah dalam taman Eden, sehingga
tumbuh-tumbuhan, hewan dan manusia memiliki sumber makanan untuk kelangsungan
kehidupan mereka. Melalui hal ini, kita dapat memaknai bahwa sejak semula Allah
memperkenalkan diri-Nya sebagai Pribadi yang memelihara alam semesta dan segala
isinya. Ia memedulikan dan mengusahakan kelangsungan hidup semua ciptaan-Nya.
Saudara,
ada banyak hal yang terjadi dalam kehidupan kita dapat membuat kita meragukan
kasih dan kesetiaan Allah kepada kita. Misalnya : kenaikan harga-harga yang
tidak dapat kita kendalikan, sakit penyakit, PHK, bisnis yang gagal, dll.
Namun, kisah penempatan sungai dan keempat cabangnya di taman Eden dapat
mengingatkan kita kembali bahwa Allah adalah Pribadi yang setia, penuh kasih
dan kepedulian kepada ciptaan-Nya. Ia akan senantiasa memelihara kehidupan kita
baik secara fisik maupun rohani. Oleh karena itu, marilah kita memegang teguh
iman kita kepada Allah dengan cara senantiasa mempercayai bahwa Ia akan
memenuhi semua kebutuhan kita sembari tetap berjuang dan berusaha untuk
memenuhi seluruh kebutuhan-kebutuhan kita.
Saudara,
mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara,
bagaimana jika Allah mengizinkan suatu situasi yang tidak sesuai dengan harapan
kita terjadi, apakah kita masih tetap mempercayai-Nya sebagai Pemelihara
kehidupan? Tetaplah memegang teguh iman kita kepada-Nya. (TH)
Komentar
Posting Komentar