Hawa Nafsu dan Persahabatan dengan Dunia

Kamis, 27 Juli 2023

Hawa Nafsu dan Persahabatan dengan Dunia

Bacaan Alkitab : Yakobus 4: 1-10





Pada bagian perikop ini, Rasul Yakobus menegur jemaat sebab kehidupan mereka mendua hati dan ditunjukkan dengan cara hidup yang lebih menuruti hawa nafsu dan persahabatan dengan dunia. Cara-cara duniawi yang ditekankan oleh Rasul Yakobus adalah mereka memenuhi keinginan dengan cara membunuh, iri hati, bertengkar dan berkelahi. Dan meskipun mereka mendoakan keinginan-keinginan tersebut maka Allah tidak mengabulkan doa sebab keinginan tersebut berasal dari hawa nafsu untuk memuaskan diri mereka dan bukan untuk kemuliaan Allah. (ay. 1-3). 

    Teguran Rasul Yakobus kemudian dilanjutkan dengan seruan untuk bertobat dengan  menekankan sifat-sifat Allah yaitu pencemburu dan penuh dengan kasih karunia (ay. 5-6). Kecemburuan Allah terutama karena Ia tidak menghendaki umat-Nya untuk mendua hati. Sebab, tindakan ini tentunya akan menjauhkan umat-Nya dengan Allah. Sifat lainnya yang ditekankan oleh Rasul Yakobus adalah Allah yang penuh kasih karunia sebab Ia akan mengampuni apabila kita bertobat dari sikap mendua hati dan kembali mendekat kepada Allah (ay. 6-8). 

    Saudara, godaan untuk mendua hati tidak hanya dialami oleh jemaat saat itu saja tetapi juga dalam kehidupan kita saat ini. Mungkin saja godaan datang dalam bentuk hidup dalam kemarahan, iri hati, kerakusan, keserakahan, dll. Sehingga, kita bersahabat dengan dunia dan menjauh dari Allah. Dan karenanya, perlu bagi kita untuk tetap waspada dengan cara senantiasa mengintrospeksi diri kita di hadapan Allah dalam waktu-waktu pribadi kita dengan-Nya. Sehingga, hati nurani kita semakin peka akan dosa dan kita dapat hidup dengan rendah hati di hadapan-Nya senantiasa. 

    Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah saat ini kita hidup dalam hawa nafsu dan bersahabat dengan dunia? Jika iya, mari dengan rendah hati meminta ampun kepada Allah atas dosa-dosa kita dan kemudian mintalah kepada-Nya untuk memampukan kita agar senantiasa hidup dalam ketaatan kepada-Nya. (TH)


Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup