Tugas Timotius dalam Menghadapi Pengajar-pengajar Sesat
Jumat, 19 Mei 2023
Tugas Timotius
dalam Menghadapi Pengajar-pengajar Sesat
Bacaan Alkitab : 1
Tim. 4: 1-16
Dalam perikop ini, Timotius
berhadapan dengan para pengajar sesat yang menyelewengkan Injil Kristus. Ajaran
tersebut berupa larangan untuk menikah dan menikmati makanan yang diciptakan
oleh Allah dengan tujuan untuk menjadi lebih kudus dan dekat dengan Allah (ay.
1-3). Hal ini tentunya keliru, sebab Allah menciptakan manusia yaitu laki-laki
dan perempuan untuk menjadi satu dalam pernikahan (Kej. 2: 18). Makanan juga
diciptakan Allah untuk dinikmati dengan hati
bersyukur kepada-Nya (ay. 4-5).
Solusi yang diberikan oleh Paulus
berkaitan dengan menghadapi para pengajar sesat adalah, pertama, “Dengan
selalu mengingatkan hal-hal itu kepada saudara-saudara kita…” (ay. 6a). Hal ini
berarti bahwa Timotius sebagai pelayan Tuhan perlu untuk senantiasa
mengingatkan dan mengajarkan pokok-pokok iman Kristen kepada saudara seiman
lainnya. Dan, ketika Timotius mengajarkan pokok-pokok iman tersebut kepada
saudara lainnya maka ia pun menjadi semakin bertumbuh dan teguh dalam Injil. Kedua, “…latihlah dirimu beribadah. (Eusebia
= kesalehan/kekudusan, ay. 7b). Artinya bahwa Timotius dinasehati untuk menjaga
perkataan, tingkah laku, kasih, kesetiaan serta kesucian di hadapan Allah dan
sesama (ay. 12). Nasihat ini tidak hanya diberikan kepada Timotius, tetapi juga
semua orang Kristen dalam menghadapi pengajaran sesat yang dapat membawa kepada
kematian kekal.
Saudara, kesesatan dapat terwujud
dalam banyak hal. Misalnya : salah satu ciri kehidupan manusia modern saat ini
yaitu cenderung tergesa-gesa dalam segala hal. Hal ini dapat membuat kita
melupakan Tuhan dan menjalani kehidupan yang tidak sesuai dengan Firman Tuhan.
Misalnya : waktu-waktu makan yang kita lakukan dengan begitu tergesa-gesa sehingga
kita tidak memaknainya sebagai waktu untuk menikmati berkat Allah. Bahkan,
mungkin kita mengeluh atas makanan tersebut atau lupa untuk berdoa, dll. Solusi
yang diberikan oleh Paulus yaitu tetap mengajarkan pokok iman Kristen kepada
sesama sehingga menolong kita untuk tetap mengingat Tuhan dan menjaga kesalehan
hidup dapat kita aplikasikan saat menghadapi situasi yang dapat menjauhkan kita
dari Tuhan. Dengan demikian, ditengah situasi kehidupan seperti apapun kita
tetap dapat menjadi teladan bagi orang-orang disekitar kita.
Saudara, mari sejenak kita
merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, sudahkah kita menjadi
teladan dalam kehidupan sehari-hari? Jadilah teladan dalam perkataan, tingkah
laku, kasih, kesetian serta kesucian kita dalam setiap hal yang kita kerjakan.
Komentar
Posting Komentar