Paulus diakui Oleh Para Rasul

Kamis, 23 Februari 2023
Paulus diakui Oleh Para Rasul 
Bacaan Alkitab : Galatia 2: 1 – 10

Dalam perikop ini, Rasul Paulus memberikan penjelasan tentang sikap dan tindakannya ketika ia mengunjungi Yerusalem. Penjelasan pertama berkaitan dengan kegigihan dan keteguhannya dalam melayani yang terdapat dalam keterangan waktu di awal ay. 1, “Kemudian setelah lewat 14 tahun…” Kalimat “14 tahun” ditafsikan waktu yang dihitung setelah pertobatan Paulus oleh beberapa penafsir Alkitab. Hal lain yang menunjukkan kegigihan Paulus dalam melayani adalah keyakinannya akan panggilannya dalam Kristus melalui penyataan Kristus kepadanya saat ia dalam perjalanan menuju ke Damsyik serta injil yang diberitakan kepada bangsa-bangsa lain (ay. 2). 
Penjelasan ini dituliskan Paulus kepada jemaat di Galatia sebab ia ingin menunjukkan bahwa kerasulannya tidaklah lebih rendah daripada rasul-rasul lain seperti Rasul Petrus. Tindakan ini bukan berarti bahwa Rasul Paulus ingin menjadi lebih unggul daripada rasul Petrus, tetapi melalui kerasulannya Paulus meneguhkan bahwa Injil yang ia beritakan kepada bangsa non-Yahudi sama dengan Injil yang diberitakan oleh Rasul Petrus. Sehingga, seharusnya tidak perlu muncul perbedaan pemahaman antara mereka. Tindakan ini Paulus tunjukkan sebab dalam jemaat Galatia muncul “Saudara-saudara palsu” yaitu mereka yang mengikat jemaat dengan hukum-hukum Yahudi, mis: kewajiban untuk melakukan sunat terutama bagi mereka yang bukan berasal dari bangsa Yahudi. 
Saudara kita dapat melihat bahwa Paulus bertindak hati-hati dan bijaksana saat melakukan tindakannya, sebab ia khawatir akan menyinggung orang lain sehingga usahanya dalam memberitakan Injil menjadi sia-sia. Ia memilih untuk melakukan percakapan secara pribadi kepada mereka yang terpandang dalam jemaat (ay. 2). Hal ini ia lakukan agar ia tidak membangkitkan perlawanan terhadap dirinya dan akan menghancurkan buah-buah pelayanannya. Saudara, sikap kehati-hatian Paulus dapat kita teladani saat menjalani kehidupan kita baik di rumah, kantor, gereja, sekolah, dll. Dengan cara menjaga tindakan kita misalnya: cara kita bersikap/berkata-kata agar tidak menyinggung atau melukai orang lain. 
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, 
Apakah tindakan kita pernah menyinggung orang lain? Mari pagi hari ini kita berdoa dan meminta kekuatan kepada Allah agar senantiasa dapat bertindak hati-hati dan bijaksana terhadap sesama kita. Sehingga kehidupan kita tidak menjadi batu sandungan bagi orang lain. -Thelie Herlina-

Tuhan Berikan Kami Hikmat dalam Bertindak, Agar Kami Senantiasa Menjadi Berkat

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup