Tentang Persembahan Berhala

Rabu, 7 Desember 2022
Tentang Persembahan Berhala
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 8:1-13

Saudara, dalam perikop ini Paulus menjawab pertanyaan beberapa jemaat Korintus tentang makanan yang dipersembahkan kepada berhala. Permasalahan ini sering timbul dalam Kekristenan masa itu karena mereka tinggal di antara orang-orang Kanaan yang menyembah berhala. Orang Kanaan tersebut memiliki kebiasaan mengadakan pesta dan mengundang teman-teman mereka (termasuk orang Kristen). Jamuan makan ini diadakan di kuil tempat mempersembahkan korban dan jika ada makanan yang masih tersisa kepada teman-teman mereka untuk dibawa pulang. Setelah semuanya itu, apa yang masih tersisa menjadi milik para imam, yang terkadang menjualnya di pasar.

Kelihatannya beberapa jemaat Korintus meyakini bahwa mereka boleh makan apa saja (termasuk makanan yg sudah dipersembahan pada berhala di meja orang kafir) karena menurut mereka berhala itu tidak ada apa-apanya di dunia (ay. 4). Tindakan ini berdasarkan pengetahuan mereka mengenai kebebasan hidup yang telah di terima di dalam Kristus. Sehingga jika suatu waktu mereka diundang untuk pesta jamuan makan maka hal itu boleh saja dilakukan. Untuk menjawab permasalahan ini, Paulus menegur tindakan mereka yang menyalahgunakan kebebasan hingga menimbulkan prasangka orang lain. Paulus menasehatkan bahwa pengetahuan harus disandingkan dengan kasih. Orang yang mengasihi Allah tidak akan menggunakan pengetahuannya untuk membinasakan orang lain. Walaupun memang masalah makanan tidak akan membawa kita lebih dekat dengan Allah tapi jangan sampai kebebasan kita dalam hal makan menjadi batu sandungan bagi orang lain yang lemah (ay. 9).

Saudara, sebagai orang percaya kita harus terus memperlengkapi pengetahuan tentang kebenaran Firman Allah. Tapi ada satu prinsip yang harus kita ingat bahwa pengetahuan harus selalu bersanding dengan kasih. Pengetahuan yang kita miliki harus didasarkan pada kasih yang membangung dan memperhatikan orang lain. Kasih juga harus berfungsi sebagai pagar atau batasan dari setiap tindakan yang dihasilkan dari pengetahuan tersebut. Mari kita meminta hikmat dari Roh Kudus agar pengetahuan yang kita miliki dapat menjadi sarana mewujudkan kasih pada sesama.

Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimanakah cara saudara mewujudkan pengetahuan yang saudara miliki selama ini? Jika selama ini saudara bertindak sesuai dengan pengetahuan yang saudara miliki tentang Firman Allah tanpa memperhatikan prinsip kasih. Maka marilah berdoa dan meminta hikmat dari Allah agar saudara dapat bertindak sesuai pengetahuan namun didasarkan pada kasih terhadap sesama. Dan mari berdoa agar pengetahuan yang saudara miliki dapat menjadi sarana mewujudkan kasih pada sesama. -Margaretha Susanto-

“Pengetahuan Tanpa Takut Akan Tuhan Membuat Orang Menjadi Sombong Tapi Kasih Selalu Membangun.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup