Rahmat-Nya Selalu Baru Setiap Pag

Kamis, 29 Desember 2022
Rahmat-Nya Selalu Baru Setiap Pagi
Bacaan Alkitab: Ratapan 3: 22-23

Kitab Ratapan berisi tulisan yang mengungkapkan pergumulan serta reaksi-reaksi orang-orang Yahudi terhadap penderitaan dan hukuman yang ditimpakan Allah kepada bangsa Israel. Sang penulis berusaha menemukan makna dari penderitaan tersebut, salah satunya dengan mengingat kasih setia Tuhan pada masa-masa lampau. Dalam ay. 22-23 ada dua hal yang penulis temukan saat mengingat kasih setia Tuhan dimasa lampau, yaitu:

1. Tak habis-habisnya Rahmat Allah
“Tak berkesudahan kasih setia Tuhan, tak habis-habisnya rahmat-Nya” pada ay. 22 memiliki pengertian bahwa meskipun Allah menimpakan hukuman kepada umat-Nya tetapi belas kasihan Allah tidak akan pernah berakhir. Janji-Nya juga akan tetap digenapi bahkan di kedalaman penderitaan yang dialami bangsa Israel yang seburuk apa pun. Penggenapan tersebut yaitu mereka masih tetap akan mengalami kelembutan Allah dalam belas kasihan ilahi dan penggenapan janji Ilahi. Saudara biarlah janji ini menguatkan setiap kita, bahwa saat kita merenungkan peristiwa-peristiwa yang terjadi pada kita di sepanjang tahun 2022. Apakah mungkin Tuhan izinkan sakit penyakit bahkan virus covid-19 menyerang tubuh kita, mungkin juga Tuhan izinkan kita mengalami PHK/ kebangkrutan akibat pandemi covid-19 dan lain sebagainya. Biarlah hati kita senantiasa limpah dengan syukur sebab Allah tetap mencurahkan kasih setia, rahmat, kebaikan dan anugerah-Nya bagi kita. 

2. Besar Kesetiaan Allah 
Penulis melanjutkan perenungannya akan makna penderitaan yang sedang dialami bangsa Israel dengan menuliskan “selalu baru setiap pagi; besar kesetiaan-Mu” (ay. 23). Pernyataan ini berisi sebuah pengharapan atau kepercayaan yang begitu besar akan kesetiaan Tuhan dalam kehidupan umat-Nya. Saudara, ada sebuah gambar yang menggambarkan kondisi yang terjadi saat kitab ratapan ditulis. Gambar tersebut melukiskan penulis kitab dengan sekelilingnya adalah kota dan kuil yang terbakar dan menjadi puing-puing, rakyat yang menangis dalam penderitaan mereka, dll. Tetapi, di tengah situasi yang sedemikian “mengerikan”, penulis mengumandangkan bahwa kesetiaan Tuhan tidak akan pernah berakhir bahkan akan tercurah atas umat-Nya setiap hari. 

Saudara, Penulis menuliskan ayat ini bukan hanya sekedar tulisan “klise” yang tidak berarti apa-apa. Tetapi, ia menulis berdasarkan pengalamannya akan kesetiaan Tuhan yang ia rasakan terus menerus bahkan dalam keadaan yang paling buruk sekalipun. Kesetiaan Tuhan yang meliputi seluruh bagian dalam kehidupan umat-Nya dapat berwujud kebaikan-Nya, perlindungan-Nya, pengampunan-Nya, janji pemulihan akan selalu tersedia bagi umat-Nya dan akan, “…selalu baru setiap pagi.” Dan kesetiaan-Nya inilah yang juga akan Ia tunjukkan dimasa yang akan datang. Jika dahulu Allah mengumandangkan pengharapan didalam-Nya bahkan dalam keadaan terburuk sekalipun, saat ini juga Ia menjanjikan pengharapan didalam-Nya yang juga akan menyertai kita ditahun 2023. 

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita telah mensyukuri kasih Tuhan atas kita ditahun 2022 dan tetap berpegang teguh pada pengharapan akan kasih setia-Nya dalam memasuki tahun 2023? Mari tetap bersandar pada kasih setia-Nya yang tidak berkesudahan dalam kehidupan umat-Nya. -Thelie Herlina-

Kasih Setia Tuhan di Masa Lalu 
Menunjukkan Kasih Setia-Nya di Masa yang Akan Datang

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup