Kebiasaan-kebiasaan Yang Salah Dalam Perjamuan Malam

Rabu, 14 Desember 2022
Kebiasaan-kebiasaan Yang Salah Dalam Perjamuan Malam
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 11:17-34

Saudara, dalam jemaat Korintus terdapat sebuah kebiasaan sebelum mereka mengadakan Perjamuan Kudus yaitu selalu diawali dengan perjamuan makan yang disebut perjamuan kasih. Setiap jemaat yang datang akan membawa makanan dari rumah masing-masing dan kemudian dimakan bersama-sama. Acara ini biasanya diadakan di rumah jemaat yang kaya karena mereka belum memiliki tempat ibadah yang tetap. Rumah yang dipakai biasanya memiliki dua ruangan yang dapat dipakai untuk berkumpul yaitu ruang makan (triclinium) dan ruang tengah (atrium). Masalah terjadi ketika orang kaya yang jumlahnya lebih sedikit datang terlebih dulu dan langsung berkumpul di ruang makan. Mereka tidak mau bergabung dengan orang-orang dari kalangan menengah ke bawah di ruang tengah. Bukan hanya itu, mereka juga menikmati sendiri makanan dan minuman yang sudah mereka bawa. Ironisnya mereka tidak mau menunggu jemaat lain yang tidak membawa makanan sehingga saat mereka kenyang, jemaat lain yang tidak membawa makanan masih berdiri dengan perut kosong (ay. 21).
Saudara, apa yang dilakukan oleh jemaat ini mendapat teguran dari Rasul Paulus karena sikap mereka bukan hanya membawa dampak buruk bagi kehidupan berjemaat tapi juga bertentangan dengan makna Perjamuan Kudus yang sedang mereka rayakan. Untuk mengingatkan mereka akan makna Perjamuan Kudus maka Paulus mengutip lagi perkataan Tuhan Yesus pada saat perjamuan terkahir-Nya bersama para murid (ay. 23-29). Dalam kalimat tersebut terkandung makna bahwa Perjamuan Kudus bukan hanya dirayakan untuk mengingat karya Kristus tapi juga Ia telah memberi diri-Nya untuk menyelamatkan dan mempersatukan orang percaya. Makna ‘memberi diri’ dan ‘berbagi’ inilah yang harus mereka teladani dari Kristus ketika merayakan Perjamuan Kudus. Dengan kata lain, Perjamuan Kudus harus dilakukan dengan landasan kasih pada sesama.
Saudara, sakramen Perjamuan Kudus masih dilakukan secara berkala dalam gereja sampai hari ini. Tetapi faktanya tidak semua orang percaya memahami dan menghidupi makna dari Perjamuan Kudus itu sendiri. Sehingga tidak heran jika sebagian orang percaya hanya mengikuti sakramen ini sebagai ritual keagamaan saja. Atau mungkin ada yang malah salah memaknainya dan menjadikan sakramen ini sebagai alat untuk mendapatkan sesuatu dari Allah (misalnya berkat). Melalui teguran Paulus untuk jemaat di Korintus kita diajak untuk memaknai sakramen Perjamuan Kudus dengan benar yaitu bukan hanya sebagai pengingat akan karya keselamatan yang dikerjakan oleh Kristus tapi juga kita harus meneladani Kristus dalam memberi diri dan berbagi dengan sesama. Mari kita meminta pertolongan Roh Kudus agar dapat memaknai Perjamuan Kudus dengan benar dan mempraktekkan kasih Kristus kepada sesama.

Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimanakah cara saudara memaknai sakramen Perjamuan Kudus selama ini? Jika selama ini saudara mengikuti sakramen Perjamuan Kudus hanya sebatas ritual keagamaan saja. Maka marilah mengambil waktu untuk mendoakan hal tersebut dan meminta hikmat dari Roh Kudus untuk memahami dan menghidupi maknanya. Dan mari meminta kekuatan Allah agar saudara dapat mempraktekkan makna dari sakramen ini yaitu memberi diri dan berbagi dengan sesama. -Margaretha Susanto-

“Perjamuan Kudus Menggambarkan Kasih Pada Kristus Dan Kasih Pada Sesama.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup