Perselisihan

Kamis, 24 November 2022
Perselisihan 
Bacaan Alkitab : 1 Kor. 3: 1-9 

Jemaat Korintus merupakan jemaat yang dibangun oleh Rasul Paulus dalam perjalanannya yang kedua sekitar musim gugur 52 M. Paulus menyebut jemaat di Korintus sebagai jemaat yang tidak kekurangan sesuatu apapun (1: 4-9). Hal ini menimbulkan kegembiraan dalam diri jemaat di Korintus sekaligus kesombongan (4: 6-21) yang menyebabkan berbagai penyimpangan dan dosa seperti: perselisihan yang menyebabkan perpecahan (1: 10-17; 3: 1-9); percabulan, kikir, penyembah berhala, pemfitnah, pemabuk atau penipu (5: 1-13), dll. Paulus memberikan teguran kepada mereka dengan mengungkapkan penyebab dari segala kekacauan yang terjadi dalam jemaat tersebut. Penyebab tersebut adalah, “Karena kamu masih manusia duniawi. Sebab jika diantara kamu masih ada iri hati dan perselisihan bukankah hal itu menunjukkan, bahwa kamu manusia duniawi, dan bahwa kamu hidup secara manusiawi?” (ay. 3). 

Paulus menyebut jemaat di Korintus masih memiliki tingkah laku seperti yang dunia ajarkan sehingga membuat mereka tidak berbeda dengan orang tidak percaya di Korintus. Bahkan, Paulus menyebut mereka sebagai “bayi rohani” padahal seharusnya mereka telah bertumbuh sebagai orang dewasa secara rohani. Contohnya yang digambarkan pada ay. 4 yaitu perselisihan akibat “mendewakan” Paulus dan Apolos sehingga mereka terbagi menjadi dua golongan. Paulus menasihati mereka dengan menyatakan bahwa Paulus dan Apolos adalah wakil Allah yang bertugas untuk menanam dan menyiram sedangkan yang memberi pertumbuhan adalah Allah sendiri. Sehingga, seharusnya mereka memberikan kemuliaan dan segala ucapan syukur hanya kepada Allah saja (ay. 5-9).

Saudara, makna dari teguran dan nasihat yang Paulus berikan kepada jemaat di Korintus adalah bahwa sebagai orang percaya setiap kita memiliki tanggungjawab untuk hidup sesuai dengan nilai-nilai kerajaan Allah, dan menanti saatnya Allah memberikan pertumbuhan kepada kita. Artinya, setelah mengalami kelahiran baru maka kita belajar melakukan perintah-perintah Allah atau hidup dalam kesalehan, membaca Firman Tuhan, dan berdoa. Jika kita “gagal” melakukannya karena masih memilih untuk hidup dalam kedagingan, ketika Roh Kudus menegur dan menyadarkan kita maka mari kita kembali untuk hidup dalam kesalehan. Dengan demikian, kita tidak selalu menjadi bayi rohani tetapi bertumbuh semakin dewasa serupa dengan Kristus.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kita melakukan perintah-perintah Allah, senantiasa membaca Firman Tuhan dan berdoa? Mari jika kita mulai berkompromi dengan nilai-nilai dunia, mintalah kekuatan kepada Roh Kudus untuk menolong saudara kembali hidup dalam nilai-nilai kerajaan Allah dan bertumbuh semakin serupa dengan Kristus. -Thelie Herlina-

Kesombongan merupakan Akar Dari Perselisihan dan Ciri Manusia Daging

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup