Orang yang Lemah dan Orang yang Kuat

Kamis, 10 November 2022
Orang yang Lemah dan Orang yang Kuat
Bacaan Alkitab : Roma 15: 1-13

Roma 15: 1-13 berisi perintah Paulus kepada jemaat di Roma tentang persatuan antara orang percaya. Paulus menyoroti dua golongan yang biasanya ada dalam jemaat, yaitu orang yang kuat dan orang yang lemah. Bagi orang yang kuat, Paulus memberikan perintah untuk mereka, “…menanggung kelemahan yang tidak kuat dan jangan mencari kesenangan kita sendiri.” (ay. 1). Paulus mengarahkan jemaat Roma untuk hidup seperti Kristus yang tidak berusaha mencari kesenangan diri-Nya sendiri dan melakukan kehendak Bapa bahkan sampai mati di kayu salib (Mat. 26: 39). Bahkan demi melakukan kehendak Bapa serta tidak hidup dalam kepentingan diri-Nya sendiri, Yesus rela menerima celaan dunia. Kerelaan orang yang kuat untuk menanggung kelemahan orang yang lemah dipandang Paulus dapat menjaga persatuan antara jemaat sehingga mereka dapat memuliakan Allah (ay. 4-6). Pada ay. 7, Paulus kembali menegaskan sikap saling menerima kelemahan dan kekuatan satu dengan yang lain sama seperti Allah telah menerima manusia berdosa. Sehingga pengharapan, sukacita dan damai sejahtera dapat dilimpahkan dalam kehidupan orang percaya (ay. 13). 

Saudara, ibadah memiliki makna bukan hanya tentang bagaimana kita merespon kasih Allah atas kita tetapi juga bagaimana kita mengekspresikan kasih kita kepada saudara seiman lainnya. Dalam persekutuan dengan sesama orang percaya hendaknya kasih agape menjadi dasar bagi kita dalam mengasihi saudara kita. Salah satu caranya adalah dengan belajar menerima kekurangan dan kelebihan orang lain sehingga kita tidak jatuh dalam dosa menghakimi sesama kita. Apabila kita menemukan saudara seiman kita sedang bergumul dengan dosa maka sikap hati kita adalah menerima dan mendoakannya dan bukan menggosipkannya kepada saudara seiman lainnya. Apabila kita menemukan saudara seiman kita dikaruniakan Tuhan banyak talenta dalam melayani, perkerjaan, dll maka kita menerima serta juga mendoakannya sehingga kita tidak jatuh dalam dosa iri hati. Dengan demikian, komunitas orang percaya dimana Tuhan menempatkan kita akan dilimpahi dengan sukacita dan damai sejahtera senantiasa.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan firman yang beru saja kita dengar. Saudara, bagaimana sikap kita dalam menerima kekurangan serta kelebihan saudara seiman kita? Apakah kita telah menerima kekurangan serta kelebihan mereka dengan kasih? Jika sudah, mari kita berdoa agar Roh Kudus tetap meneguhkan hati kita dalam hal mengasihi saudara seiman. Jika belum, dan kita masih tergoda untuk menghakimi kelemahan atau menggosipkan kelebihan saudara seiman kita maka mari kita datang kepada Tuhan dan memohon ampunan-Nya. Lalu, dengan sepenuh hati kita belajar dan bertumbuh dalam kasih kepada saudara seiman. -Thelie Herlina-

Salah Satu Cara Kita Mengekspresikan Kasih kepada Saudara Seiman adalah 
Dengan Menerima Kekurangan dan Kelebihannya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup