Mencari Keadilan Pada Orang-Orang Yang Tidak Beriman

Rabu, 30 November 2022
Mencari Keadilan Pada Orang-Orang Yang Tidak Beriman
Bacaan Alkitab : 1 Korintus 6:1-11

Saudara, perikop ini berisi kritikan yang disampaikan oleh Rasul Paulus pada jemaat di Korintus. Saat itu mereka sedang mengalami pertikaian antar jemaat di mana mereka mencari keadilan terhadap saudara yang lain (ay. 6). Mereka membawa masalah tersebut di hadapan orang-orang yang tidak percaya dan tidak mau menyelesaikan pertikaian itu di antara mereka sendiri. Menurut Paulus, hal ini tidak perlu dilakukan sebab karena hakim yang bertugas di situ bukanlah orang beriman (ay. 1). Kejadian ini malah mendatangkan aib bagi Kekristenan. Karena dengan mendatangi hakim di pengadilan dunia untuk memecahkan masalah di dalam jemaat, itu sama saja dengan mengatakan bahwa tidak ada orang yang cukup berhikmat dan berotoritas untuk memecahkan permasalahan tersebut.

Kemudian, Rasul Paulus memberikan dua cara untuk memperbaiki kesalahan ini, yaitu: pertama, melibatkan orang yang berotoritas di antara jemaat. Jika memang masalah dalam jemaat tidak dapat diselesaikan sendiri oleh kedua belah pihak dan membutuhkan penengah. Maka mereka harus mencari penatua, diaken atau hamba Tuhan yang berhikmat untuk membantu menyelesaikan masalah (ay. 5). Kedua, dengan rendah hati bersedia saling menderita. Hal kedua yang jauh lebih penting dari pada mencari penengah adalah bersedia mengalah dengan menanggung sedikit penderitaan. Apakah untungnya, jika seorang percaya merengek mengasihani diri sendiri dan membangkitkan kemarahan orang lain dengan mengajukan gugatan hukum? Bukankan tindakan itu malah dapat menyakiti sesama saudara seiman dan tidak mencerminkan kasih Allah.

Saudara, kritikan Rasul Paulus terhadap tindakan jemaat di Korintus juga berlaku bagi kita saat ini. Dalam kehidupan berjemaat seringkali kita menghadapi konflik dengan saudara seiman yang lain. Jika hal tersebut terjadi dan kita membutuhkan penengah maka jangan mencari orang yang tidak mengenal Allah. Tapi selesaikan masalah tersebut dengan melibatkan hamba Tuhan, diaken atau penatua jemaat karena mereka juga pasti melibatkan Allah dalam pengambilan keputusan. Namun yang lebih penting daripada itu, sebagai orang percaya mari kita saling rendah hati bersedia mengalah dan menanggung sedikit penderitaan sebagai bentuk nyata dari wujud kasih Allah bagi semua orang.

Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar Saudara, tindakan apakah yang saudara ambil jika berkonflik dengan saudara seiman yang lain? Apakah saudara mencoba menyelesaikan masalah dengan melibatkan orang yang belum percaya? Jika iya. Maka mari meminta Allah mengubahkan cara pandang saudara. Mintalah agar Allah menganugerahkan hikmat bagi saudara sehingga dapat mengambil tindakan yang tepat untuk menyelesaikan masalah tersebut. Dan mari meminta kekuatan dan bimbingan Roh Kudus agar saudara dapat dengan rendah hati mengalah dan menanggung penderitaan. Sehingga melalui hidup saudara orang lain dapat merasakan kasih Allah. -Margaretha Susanto-
 
“Hiduplah Selalu Dalam Damai Seorang Dengan Yang Lain.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup