Jangan Memberi Batu Sandungan

9 November 2022
Jangan Memberi Batu Sandungan
Roma 14:13-23

Selamat pagi saudara-saudara yang terkasih dalam Tuhan, puji Tuhan kita bertemu kembali dalam program renungan pagi spiritual life. Mari kita merenungkan kebenaran Firman Tuhan yang terambil dari Roma 14:13-23.

Saudara, dalam perikop sebelumnya Paulus memberikan nasehat kepada jemaat yang kuat (yang lebih memahami Firman) dan jemaat yang lemah agar mereka saling menerima dan tidak menghakimi. Sekarang Paulus memberikan satu prinsip lagi, khususnya bagi jemaat yang kuat agar tidak menjadi batu sandungan bagi yang lemah. Di dalam jemaat Roma sendiri, terdapat jemaat yang berasal dari orang Yahudi dan sudah terbiasa menjalankan peraturan keagamaan. Sehingga kebiasaan tersebut sangat sulit dihilangkan walaupun mereka sudah menjadi Kristen, inilah yang disebut sebagai jemaat yang masih “lemah”. Sementara itu, ada orang Kristen lainnya yang sudah lebih mengerti dan memahami kemerdekaan mereka di dalam Kristus, inilah yang disebut jemaat yang sudah “kuat”.

Di sini mereka menghadapi perselisihan mengenai makanan. Dalam hal makanan, Paulus menegaskan bahwa tidak ada yang najis (ay. 14, 20) karena semua ciptaan Allah adalah baik dan tidak perlu dijauhi. Namun ketika ada pihak yang mengira bahwa pembagian makanan menurut Hukum Taurat masih berlaku (haram dan tidak). Maka jemaat yang imannya lebih kuat harus peka terhadap hal tersebut. Karena bisa saja kebebasan mereka dalam memakan sesuatu dapat menjadi batu sandungan bagi jemaat yang masih mengharamkan makanan tertentu. Mereka harus menyadari bahwa kebebasan dalam Kristus harus dibatasi oleh prinsip kasih dan saling membangun iman saudaranya.

Saudara, prinsip yang disampaikan oleh Paulus mengenai kebebasan makan yang tidak menjadi batu sandungan juga masih berlaku bagi kita sekarang ini. Memang kita sudah menjadi orang yang dimerdekakan oleh Kristus sehingga bagi kita semua jenis makanan boleh dimakan. Tetapi bukan berarti semua perlu dimakan terutama jika karena hal tersebut menjadi batu sandungan bagi orang lain. Prinsip kasih dan saling membangun iman orang lain harus mengendalikan kebebasan kita dalam hal makanan. Mari kita belajar untuk menjadi orang percaya yang menggunakan kebebasan yang kita terima di dalam Kristus dengan lebih bijak dan berhikmat. Sehingga hidup kita dapat menjadi teladan dan memuliakan Allah.

Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar.
Bagaimankah cara saudara dalam menggunakan kebebasan yang saudara terima di dalam Kristus terutama dalam hal makanan?

Jika saudara termasuk orang yang bebas melakukan hal tersebut tanpa melihat bagaimana keadaan orang lain. Maka marilah meminta Allah mengubahkan cara pandang saudara. Mintalah bimbingan Roh Kudus agar saudara menjadi lebih peka terhadap kondisi iman dari orang-orang di sekitar saudara. Dan mari meminta hikmat dari Roh Kudus agar saudara dapat menggunakan kebebasan saudara terutama dalam hal makan tetapi tetap memperhatikan prinsip kasih dan membangun iman orang lain. Sehingga melalui kehidupan saudara, orang lain akan diberkati dan nama Allah dipermuliakan.-Margaretha Susanto-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup