Hukuman Allah Atas Semua Orang

Kamis, 6 Oktober 2022
Hukuman Allah Atas Semua Orang
Bacaan Alkitab : Roma 2: 1-16

Roma 2: 1-16 dituliskan oleh Rasul Paulus untuk orang-orang Yahudi yang cenderung menghakimi orang non-Yahudi tetapi tidak menyadari bahwa dirinya juga berdosa (ay. 1). Sikap pembenaran diri ini ditegur oleh Rasul Paulus sebab mereka yang menghakimi dosa juga tidak luput dari hukuman Allah jika melakukan dosa yang sama (ay. 2-4). Paulus menggambarkan hukuman sebagai, “…kekayaan kemurahan-Nya, kesabaran-Nya dan kelapangan hati-Nya? Tidakkah engkau tahu, bahwa maksud kemurahan Allah ialah menuntun engkau kepada pertobatan?” (ay. 4). Ayat ini menunjukkan bahwa hukuman Allah dapat menjadi sarana untuk menunjukkan kebaikan-Nya sebab Allah pertama-tama akan menuntun orang kepada pertobatan dan pengampunan. Dan, apabila seseorang tetap mengeraskan hati dan menolak bertobat maka murka Allah akan menimpanya (ay. 5-6). Saudara, hukuman Allah atas orang berdosa dapat menjadi sarana Allah menyatakan kemurahan, kesabaran dan kelapangan hati-Nya terutama jika kita bertobat dan berbalik kepada Allah serta hidup untuk-Nya. Oleh sebab itu, apabila saat ini Roh Kudus menumbuhkan kesadaran kita akan dosa-dosa kita mari responi dengan hati yang lembut sehingga Allah akan pengampunan-Nya atas kita serta kehidupan yang kekal. 

Hukuman Allah juga digambarkan Paulus berlaku untuk semua orang. Hal ini ditegaskan pada ay. 11 yaitu, “Allah tidak memandang bulu.” Hal ini berarti bahwa Allah memberikan hukuman tidak kepada golongan tertentu saja tetapi kepada semua orang. Paulus menekankan keadilan Allah dalam memberikan hukuman sebab orang Yahudi menganggap bahwa orang-orang yang berdosa adalah mereka yang tidak mempelajari hukum taurat (non-Yahudi). Sedangkan mereka yang mempelajarinya akan luput dari hukuman Allah. Dalam hal ini Paulus mengajarkan bahwa dosa tidak timbul dari pengetahuan akan hukum taurat tetapi dari hati yang menolak melakukan hukum taurat. Sehingga, bahkan jika ia adalah umat Allah tetapi jika ia tidak menghidupi hukum taurat melalui sikap hidup mereka sehari-hari bahkan mengeraskan hati dan tidak bertobat  maka hukuman Allah juga tetap akan juga menimpanya.
Saudara, hukuman Allah berlaku untuk semua orang tanpa memandang suku/ras /jabatan/kepandaian/harta dll. Hal ini berarti bahwa setiap kita seharusnya berjuang untuk menjauhi dosa dan hidup dalam perintah-perintahNya senantiasa. Oleh sebab itu mari membangun kehidupan yang kudus di hadapan-Nya dan hiduplah untuk memuliakan Allah senantiasa.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, mari periksa batin kita dan bertanya dalam diri apakah kita cenderung untuk membenarkan diri sendiri? Dan bahkan pernah menganggap orang lain “lebih berdosa” daripada kita? Mari hampiri Allah dengan hati yang lembut dengan mengakui dosa kita dihadapan-Nya dan menikmati kebaikan-Nya melalui anugerah pengampunan dan keselamatan dari Allah. -Thelie Herlina-

Sikap Pembenaran Diri adalah Penghalang untuk Menerima Anugerah Pengampunan

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup