Pembicaraan dengan Orang Yahudi di Roma
Kamis, 29 September 2022
Pembicaraan dengan Orang Yahudi di Roma
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 28 : 17 – 29
Kisah para rasul 28: 17-29 memiliki latar belakang kisah Paulus sebagai tahanan rumah, dan kemudian ia mengundang para pemimpin Yahudi ke rumahnya. Hal ini Paulus lakukan dengan tujuan untuk menceritakan tentang kisah perjuangannya mengabarkan berita Injil dari peristiwa ia ditangkap, diperiksa, dibebaskan oleh pemerintah Roma karena tidak didapati kesalahan namun kemudian menerima pertentangan dari bangsa Yahudi berkaitan tentang kebebasannya tersebut. Setelah itu, para pemimpin Yahudi meminta pertemuan lain dimana Paulus diminta untuk kembali menjelaskan tentang Injil kerajaan Allah. Dan setelah Paulus mengabarkan tentang Injil keselamatan tersebut di hadapan para pemimpin Yahudi, respon mereka ada yang percaya tetapi ada juga yang tetap menolak injil.
Pada kisah akhir catatan kesaksian para rasul abad pertama ini, Paulus mengulang pernyataan nabi Yesaya yang menegur kekerasan hati umat-Nya. Sebab, meskipun kabar Injil diberitakan berkali-kali atau bahkan Allah menyatakan perbuatan ajaib-Nya antara umat-Nya tetapi mereka tetap tidak mendengar, tidak melihat dan tidak mengerti kebenaran tentang kerajaan Allah. Hati bangsa Yahudi telah sedemikian keras dan menolak keselamatan yang dari pada Allah. Padahal apabila kebenaran-Nya dinyatakan dan perbuatan-Nya yang ajaib di saksikan kepada banyak bangsa, tidaklah mungkin hati yang keras tidak mengalami perubahan, pikiran seseorang ditambahkan hikmat dan pengertian-Nya, hati mengalami kelahiran baru. Tetapi karena bangsa Yahudi tetap menolak-Nya, Allah memberikan hukuman kepada mereka.
Saudara dalam perjalanan kita mengiring Tuhan, seberapa sering Firman Tuhan yang saudara baca atau dengar menegur saudara tentang sesuatu hal? Lalu, bagaimana respon saudara terhadap teguran tersebut? Apakah saudara tetap mengeraskan hati sehingga menjadi tidak ingin mendengar Firman Tuhan lagi? Saudara, adalah sesuatu yang tidak mungkin apabila kita mendengar Firman Tuhan dan tetap bersikap netral. Tidak mungkin mendengar Firman Tuhan dan tidak berubah. Sebab, ketika kita mendengar Firman Tuhan, kita sedang tergerak untuk menuju pada dua pilihan yaitu : pengudusan hati dan transformasi atau kekerasan hati. Mari, responi Firman Tuhan dengan hati yang lembut dan penuh kasih sehingga hati kita semakin dikuduskan dan kita bertumbuh semakin serupa dengan Kristus.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah saat ini kita sedang menolak teguran yang berasal dari Firman Tuhan? Bisa saja, teguran tersebut berkaitan dengan kebiasaan buruk atau pikiran yang menyimpang dari kebenaran Firman Tuhan. Mari dalam waktu-waktu dimana kita mengoreksi hati ini, datanglah pada Allah untuk menerima teguran tersebut, mintalah pengampunan-Nya atas dosa yang masih kita hidupi dan lakukan lalu bertumbuhlah dalam keserupaan dengan Kristus. -Thelie Herlina-
Ketika Kita Mendengar Firman Tuhan, Kita Sedang Dihadapan Pada Dua Pilihan Yaitu : Pengudusan Hati Atau Kekerasan Hati
Komentar
Posting Komentar