Timotius Turut Serta Dengan Paulus

Rabu, 17 Agustus 2022
Timotius Turut Serta Dengan Paulus
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 16:1-3

Saudara, dalam perikop ini diceritakan mengenai pertemuan antara Paulus dan Timotius di Listra. Timotius adalah orang percaya yang dikenal baik di kalangan jemaat di Listra dan Ikonium. Perilakunya bukan hanya tidak bercela dan tidak pernah terlibat masalah tapi ia juga dikagumi, dihormati dan dipuji sebagai anak muda yang hebat. Inilah yang menjadi alasan mengapa Paulus ingin agar Timotius pergi bersamanya, menerima pengajaran darinya dan bergabung dengannya dalam pelayanan di tempat selanjutnya. Tetapi ada kendala yang mereka hadapi yaitu Timotius belum bersunat maka Paulus pun menyunatkan dia. Hal ini dilakukan bukan untuk menaati hukum upacara seperti para pemimpin agama saja tapi Paulus melakukannya agar pemberitaan Injil mereka dapat diterima oleh orang Yahudi. Timotius pun menaati semua arahan yang disampaikan Paulus tanpa dalih atau bahkan perdebatan sedikit pun.

Saudara, Timotius memperlihatkan gambaran pribadi yang bukan hanya baik tapi juga saleh, bijaksana dan tulus. Mengapa Timotius memiliki karakter yang demikian? Karena ia memilih taat pada tuntunan Allah. Memang benar bahwa sejak kecil Timotius telah dididik oleh neneknya, Lois dan ibunya, Eunike untuk mengenal kebenaran Allah. Tapi jika ia tidak membuka diri pada tuntutan Allah maka tidak mungkin ia menjadi pemuda yang dikenal baik oleh semua orang. Kemudian saat Paulus menawarkan agar ia bergabung dalam memberitakan Injil tapi sebelumnya ia harus disunat terlebih dahulu, tentu saja hal ini juga merupakan tawaran yang sulit. Tapi dengan tulus Timotius melakukan semuanya itu karena ia taat pada tuntunan Allah.

Saudara, kebanyakan orang percaya sejak kecil sudah mengetahui kebenaran firman Allah karena dilahirkan dari keluarga Kristen. Tapi sedikit dari mereka yang sampai dewasa menjadi orang percaya yang saleh, tulus dan taat pada kehendak Allah. Sebagian dari mereka mungkin ada yang menukar iman dengan pasangan hidup, kekayaan, kekuasaan atau kenyamanan-kenyamanan lain yang ditawarkan dunia. Atau ada juga yang masih menjadi orang percaya sampai dewasa tapi hidupnya tidak mencerminkan karakter Kristus. Melalui teladan Timotius, mari kita belajar menjadi orang percaya yang taat pada tuntunan Allah. Sehingga hidup kita bukan hanya akan dikenal sebagai orang Kristen yang baik tapi juga bijaksana, taat, tulus dan menjadi berkat untuk orang lain.

Saudara, sudah berapa lamakah saudara menjadi orang percaya? Apakah selama itu, saudara sudah dikenal sebagai orang Kristen yang baik, bijaksana, taat, tulus dan menjadi berkat untuk orang lain? Jika belum. Maka marilah mengoreksi batin saudara dan mendoakan hal tersebut. Mari berdoa agar Allah menjumpai saudara secara pribadi dan mengubahkan kehidupan saudara. Dan mari berdoa agar Allah menganugerahkan kekuatan bagi saudara untuk dapat taat pada tuntunannya setiap hari. -Margaretha Sutanto-

“Tuhan, Ajarilah Aku Menjadi Pribadi Yang Taat Pada Tuntunan-Mu.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup