Ke Ikonium, Listra dan Derbe II

Kamis, 11 Agustus 2022
Ke Ikonium, Listra dan Derbe II
Bacaan Alkitab : KPR 14: 1-20

Setelah penumpangan tangan atas Paulus dan Barnabas, mereka pergi mengabarkan Injil kepada semua orang. Pada bagian perikop ini, Paulus dan Barnabas pergi ke Ikonium dan mengajar di antara orang-orang Yahudi. Orang-orang Yahudi yang mendengar Paulus dan Barnabas kemudian menolak pengajaran mereka dan menghasut orang-orang tidak percaya untuk juga membenci dan menolak mereka. Respons Paulus dan Barnabas terhadap situasi ini adalah mereka tetap mengajar dengan berani dan tinggal sampai beberapa hari di Ikonium. Dan, kemudian orang-orang yang membenci mereka beserta para imam melempari mereka dengan batu sehingga Paulus dan Barnabas pergi ke Likaonia yaitu kota Derbe dan Listra untuk mengabarkan Injil di sana. 

Di Listra selain memberitakan Injil, Paulus juga bertemu dengan seorang lumpuh dan kemudian menyembuhkannya dengan kuasa Allah. Banyak orang yang melihat hal tersebut kemudian bersorak dan menganggap mereka adalah utusan Zeus dan Hermes, dua dewa yang disembah oleh penduduk di Listra. Mendengar hal tersebut, Barnabas dan Paulus menegur mereka dan menyatakan bahwa mereka adalah manusia biasa yang diutus oleh Allah untuk mengabarkan Injil keselamatan. Saudara melalui peristiwa ini, kita dapat mengikuti teladan Barnabas dan Paulus yang menghormati Allah dalam setiap kesempatan pelayanan yang mereka lakukan. Barnabas dan Paulus dapat saja menikmati pujian yang diberikan atas jerih lelah mereka terutama setelah apa yang mereka alami di Ikonium. Tetapi, mereka dengan teguh hati menyatakan bahwa kuasa, mujizat, dan hikmat sejati yang menyertai pelayanan mereka berasal dan hanya milik Allah saja. Sehingga dengan rendah hati mereka memberikan kemuliaan, pujian dan rasa hormat hanya kepada Allah.

Saudara, mungkin saja seringkali kita melakukan seperti yang dilakukan oleh penduduk di Listra, yaitu memberikan kemuliaan bahkan cenderung memberhalakan manusia. Padahal Allah adalah satu-satunya Pribadi yang terutama layak menerima segala kemuliaan, rasa hormat dan kasih kita. Sikap memberhalakan manusia dapat terwujud melalui sikap terlalu mengandalkan seseorang misalnya: pasangan/anak/sahabat/atasan/ pembimbing rohani dalam segala hal sehingga melupakan Allah dan tidak bersandar kepada-Nya. Atau bisa saja memberikan pujian yang berlebihan pada seseorang sehingga melupakan bahwa ada karya Allah dalam kehidupan orang tersebut yang memampukan dia melakukan hal yang dipandang luar biasa. Sikap ini sama dengan sikap sombong di hadapan Allah, oleh karena itu marilah kita mengoreksi diri, memohon ampun atas kesombongan kita dan bertumbuh dalam sikap rendah hati. 

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah saat ini kita sedang memberhalakan manusia dan melupakan Allah dalam kehidupan kita? Mari bersandarlah pada Allah dalam setiap situasi kehidupan dan semakin bertumbuh dalam sikap rendah hati di hadapan Tuhan. -Thelie Herlina-

Sikap Batin Rendah Hati Tercermin
Melalui Sikap Mengutamakan Tuhan Dalam Segala Sesuatu

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup