Herodes Mati

Rabu, 3 Agustus 2022
Herodes Mati
Bacaan Alkitab : Kisah Para Rasul 12: 20-23

Kisah tentang Herodes dituliskan Lukas sebagai peringatan bagi orang percaya akan penghakiman ilahi yang akan diterima oleh orang yang sombong di hadapan manusia dan Allah. Dalam kisah ini, Herodes bermaksud untuk menjamu para utusan dari Tirus dan Sidon sehingga mengadakan semacam pertunjukan untuk menyambut mereka. Pada saat para utusan tersebut datang, Herodes duduk di atas takhtanya dengan menggunakan pakaian dari perak serta berpidato kepada mereka dan para rakyatnya. Setelah mendengar pidatonya, rakyatnya terkagum-kagum dan bersorak, “Ini suara allah dan bukan manusia!” Pemujaan kepada raja merupakan pemujaan yang umum dalam dunia kuno, hanya seharusnya Herodes memberikan kemuliaan kepada Allah. Dan Herodes tidak melakukannya sehingga malaikat menamparnya.

R.C. Sproul seorang penafsir Alkitab menuliskan bahwa Herodes mengalami sakit selama 5 hari setelah ditampar oleh malaikat. Rasa sakitnya timbul sebab cacing menggerogoti tulangnya sehingga akhirnya ia meninggal dunia. Hal ini terjadi pada Herodes sebab, “…ia tidak memberi hormat kepada Allah,…” (ay. 23). Kata “hormat” dalam bahasa aslinya adalah kemuliaan, penyembahan dan pujian kepada Allah. Dengan demikian, kematian yang mengerikan dialami oleh Herodes sebab ia menerima pujian, rasa hormat, dan kemuliaan bagi diri sendiri dan tidak diberikan kepada Allah. Dan, sikap ini dikenal dengan sikap sombong di hadapan Allah dan manusia. 

Saudara, sikap sombong dalam kehidupan sehari-hari dapat berupa sikap mendorong orang lain untuk memuji atau “memuliakan” kita. Misalnya: kita mengenakan pakaian/ barang-barang mewah agar dipuji dan dikagumi orang lain. Atau, kita menciptakan situasi dimana diri kita menjadi pusat seluruh kegiatan sehingga seakan-akan kegiatan tersebut tidak dapat berjalan tanpa kita. Sikap sombong di hadapan Tuhan adalah sikap tidak membutuhkan Tuhan dan menjalani kehidupan dengan kekuatannya sendiri dan masih banyak lagi contoh kesombongan dalam kehidupan sehari-hari. Dengan demikian, perikop ini menjadi sebuah peringatan bagi orang percaya untuk dapat menjaga sikap hati dihadapan manusia dan Tuhan. Mari, bergantunglah pada pimpinan Roh Kudus dan bertumbuh dan sikap rendah hati.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah ada sikap sombong dalam hati kita? Jika ada. Mari datang kepada Allah. Mintalah ampun kepada-Nya dan juga bersandarlah pada pimpinan Roh Kudus yang akan mendewasakan kita dalam sikap rendah hati di hadapan-Nya dan manusia. -Thelie Herlina-

Kesombongan Mendahului Segala Macam Perilaku Buruk; Sebuah Sikap yang Sepenuhnya Menentang Allah 
– C. S Lewis -

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup