Filipus di Samaria

Kamis, 21 Juli 2022
Filipus di Samaria
Bacaan Alkitab : Kis. 8: 4-25

Filipus adalah salah satu dari tujuh diaken yang pertama dipilih dan melayani penyebaran Injil sampai ke Samaria. Filipus menyebarkan Injil dengan disertai oleh tanda-tanda, kuasa kesembuhan sehingga banyak orang yang mendengarnya menerima perkataannya tersebut dan bersukacita karenanya (ay. 4-8). Salah satu yang menerima Injil  dan dibaptis adalah Simon, seorang tukang sihir di kota tersebut. Simon terus menyertai pelayanan Filipus dan menjadi takjub dengan semua yang dikerjakan oleh Filipus. Tetapi, ketika para Rasul di Yerusalem datang ke Samaria untuk membaptis dan berdoa meminta kuasa Roh Kudus dicurahkan kepada orang-orang percaya di Samaria. Simon, menawarkan uang kepada para Rasul dan meminta mereka berdoa baginya agar kuasa Roh kudus juga dicurahkan atasnya (ay. 19). 

Rasul Petrus menegur Simon sebab hatinya telah dikuasai oleh ketamakan dan menganggap bahwa ia dapat membeli karunia Allah dengan uangnya. Teguran Rasul Petrus yaitu, “Binasalah kiranya uangmu itu bersama dengan engkau, karena engkau menyangka bahwa engkau dapat membeli karunia Allah dengan uang (ay. 20).” Merupakan panggilan pertobatan kepada Simon, sebab meskipun Simon telah dibaptis tetapi hatinya belum sepenuhnya menyesali dosa-dosanya di hadapan Allah. Sehingga, cara dia berpikir dan bertindak masih berdasarkan kehidupan lamanya. 

Saudara, dapatkah kita membayangkan bagaimana bisa seseorang berpikir bahwa ia dapat membeli perkenanan Allah? Ironisnya ada banyak orang percaya saat ini yang juga masih seperti Simon dengan berpikir bahwa, “Jika saya memberi cukup uang, Tuhan akan berbelas kasih, mengampuni dosa-dosa dan memberkati saya.” Tetapi kasih karunia Allah tidak untuk dijual. Ketika kita memberi kepada Allah, kita harus memberi dengan murah hati dari hati kita, bukan karena kita mengharapkan semacam kuasa, keselamatan atau berkat rohani lainnya sebagai balasannya. Sebab, jika kita berpikir bahwa kasih karunia Tuhan untuk dijual, maka kita sedang menghina Allah sedalam yang dilakukan Simon. Petrus memperingatkan Simon, “Kamu tidak mendapat bagian atau bagian dalam hal ini, karena hatimu tidak lurus di hadapan Allah. Karena itu, bertobatlah dari kejahatanmu ini, dan berdoalah kepada Tuhan jika pikiran hatimu dapat diampuni. Karena aku melihat, bahwa kamu diracuni oleh kepahitan dan terikat oleh kejahatan” (ay.21-23).

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, mari sejenak memeriksa hati kita masing-masing. Apakah masih ada keinginan, cara pandang, motivasi yang salah di hadapan Tuhan seperti yang dimiliki Simon? Menganggap bahwa harta, jabatan di gereja, pelayanan, dll dapat membeli perkenanan Allah? Jika ada mari segera bertobat dan meminta ampun kepada Allah dan mintalah kekuatan kepada-Nya agar kita dapat semakin memiliki hati yang murni di hadapanNya. -Thelie Herlina-

Perkenanan Allah Kepada Orang Berdosa Berasal dari Kasih-Nya yang Sejati

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)