Cara Hidup Jemaat

Kamis, 7 Juli 2022
Cara Hidup Jemaat
Bacaan Alkitab : Kis. 4: 32 – 37

Dalam perikop ini, Lukas menuliskan kembali ‘cara hidup jemaat pertama’ setelah ia menuliskan pada KPR 2: 42-47. Jika pada pasal 2: 42-47 kita merenungkan tentang kehidupan saleh yang dijalani jemaat. Pada pasal 4: 32-37, kita akan merenungkan sikap murah hati yang bertumbuh pada jemaat mula-mula. Kalimat “…kumpulan orang yang telah percaya…” (ay. 32a) menunjuk pada pembentukan komunitas mula-mula atau kita mengenalnya dengan sebutan jemaat mula-mula. Dalam jemaat mula-mula, suasana persekutuan antara orang percaya diwarnai dengan kemurahan hati dan kasih kepada Tuhan dan sesama. 

Salah satu wujud sikap batin murah hati yang ditunjukkan satu dengan yang lain adalah dengan cara, “…menjual tanah atau rumah, menjual kepunyaannya itu, dan hasil penjualan itu mereka bawa…di depan kaki rasul-rasul; lalu dibagikan kepada setiap orang sesuai dengan keperluannya.” (ay. 34-35). Pemberian jemaat dilakukan secara sukarela, sesekali dan dalam berbagai bentuk. Misalnya: menyediakan makanan, menyediakan rumah untuk digunakan sebagai tempat ibadah, menjual barang-barang yang mereka anggap berharga untuk dibagikan kepada saudara seiman lainnya yang kekurangan. Dan, karena itu mereka akhirnya hidup berkelimpahan dan tidak kekurangan suatu apapun (ay. 34. a).

Saudara, murah hati dalam bahasa aslinya adalah ἐλεήμων (eelemon) dan berarti perasaan kasihan yang timbul sebab melihat penderitaan orang lain dan membuat kita terdorong untuk memberikan pertolongan. Sikap murah hati juga dapat berarti kesediaan memberikan pengampunan kepada orang lain.  Standar sikap murah hati adalah kasih Allah seperti yang tertulis dalam Lukas 6: 36, “Hendaklah kamu murah hati, sama seperti Bapamu adalah murah hati.” Saudara, sikap murah hati yang dikhendaki Bapa dapat betumbuh melalui ketekunan berlatih setiap hari. Misalnya : jika melihat sesama kita sedang mengalami kesulitan, tergerakkah hati kita dengan belas kasihan? Atau jika kita menerima perlakuan yang tidak adil, tidak hormat, atau tidak sopan; bersediakah kita mengampuni dengan tulus? Mari jika kita telah mulai untuk menumbuhkan sikap murah hati, teruslah berlatih hidup saleh dihadapan-Nya.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara mungkin saja saat melihat penderitaan orang lain, respon hati kita dapat berupa belas kasihan sehingga ingin menolong. Atau respon hati kita dapat juga berupa kecurigaan seperti, “jangan-jangan dia pura-pura sedang mengalami masalah karena ingin dapat uang dengan mudah? Manakah yang paling sering muncul dalam hati kita? Mari kita menguji hati kita dihadapan Allah sehingga kita dapat terus mengalami transformasi serupa dengan Kristus. -Thelie Herlina-

“Orang Kristen Harus Lebih Bermurah Hati Dari Yang Lain Karena Mereka Sudah Mendapat Kemurahan Yang Besar Dari Allah”  St. Agustinus dari Hippo

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)