Yesus Mati

Jumat, 10 Juni 2022
Yesus Mati
Bacaan Alkitab : Yohanes 19:28-30

Saudara, dalam perikop ini Yohanes menggambarkan akhir dari peristiwa penderitaan Yesus yaitu sesaat sebelum Ia mengembuskan nafas terakhirnya. Setelah semalam suntuk Ia menjalani serangkaian proses pengadilan, disiksa dan disalibkan dengan darah bercucuran. Maka di sini kita akan melihat 2 kalimat yang diucapkan Yesus, yaitu:

Pertama, “Aku haus!” (ay. 28). Perkataan ini merupakan sebuah ironi karena mungkin ini adalah perkataan yang bertentangan dengan apa yang diharapkan. Bagaimana seorang pemilik seluruh alam semesta, malah meminta minum? Padahal dalam pengajaran-Nya, Dia yang menawarkan air hidup (4:14) tapi mengapa Ia justru malah kekurangan air? Kalimat ini sebenarnya menyatakan sebuah makna teologis yang penting. Yesus ingin menunjukkan bahwa Ia menggenapi rencana Allah hingga akhir. Ia tidak pernah lalai melakukan kehendak Bapa-Nya. Termasuk, ketika harus membatasi kemahakuasaan-Nya dan hidup sebagai manusia yang tidak kebal dengan kelemahan, rasa sakit, dan kematian. Kalimat “supaya genaplah yang ada tertulis dalam Kitab Suci” (ay. 28) menunjukkan peristiwa ini menggenapi nubuat dalam Mzm. 22:16 dan 69:22.

Kedua, "sudah selesai" (ay. 30). Ungkapan ini memiliki makna bahwa Yesus telah menyelesaikan tugasnya dan taat sampai akhir. Yesus telah selesai menuntaskan riwayat dosa yang seharusnya ditanggung oleh manusia. Hal ini sama seperti yang disampaikan oleh Rasul Paulus kepada jemaat di Filipi, "Dan dalam keadaan sebagai manusia, Ia telah merendahkan diri-Nya dan taat sampai mati, bahkan sampai mati di kayu salib." (Filipi 2:8). Sebagai manusia berdosa, seharusnya kitalah yang menanggung hukuman ini. Tapi semua hukuman itu telah diselesaikan oleh Kristus dan segala harga yang seharusnya kita bayar telah dilunasi oleh-Nya. Kita yang adalah hamba dari dosa telah dimerdekakan dan menjadi hamba kebenaran.

Saudara, 2 kalimat yang diucapkan Yesus dalam perikop ini merupakan teladan bagi kita. Ia memberikan contoh bagaimanakah seharusnya hidup sebagai orang percaya. Setiap hal yang dilakukan dan dikatakan oleh orang percaya seharusnya selalu sesuai dengan kebenaran Allah atau Firman Tuhan. Kemudian, apapun kesulitan yang dihadapi oleh orang percaya ia harus setia pada Allah sampai akhir hidupnya. Oleh sebab itu, marilah kita selalu meminta kekuatan dari Allah agar kita dapat hidup sesuai kebenaran dan setia sampai akhir hidup kita.

Saudara, apakah tindakan dan perkataan saudara selama ini sudah mencerminkan kebenaran Allah? Apakah di tengah-tengah kesulitan yang saudara alami, saudara tetap setia pada Allah? Jika belum. Maka marilah mengoreksi batin saudara dan mendoakan hal tersebut. Mari berdoa agar Allah menjumpai saudara secara pribadi dan mengubahkan kehidupan saudara. Dan mari berdoa agar Allah mengubahkan hidup saudara sehingga saudara dapat bertindak dan berkata-kata sesuai kebenaran dan saudara diberikan kekuatan untuk setia mengiring Tuhan sampai akhir hidup saudara. -Margaretha Susanto-

“Ya Tuhan, Ajar Aku Melakukan Kebenaran Dan Setia Sampai Akhir Hidupku”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)