Yesus Disalibkan

Kamis, 9 Juni 2022
Yesus Disalibkan 
Bacaan Alkitab : Yohanes 19 : 16b – 27

    Penderitaan Yesus di kayu salib yang digambarkan dalam Yohanes 19 : 16b – 27 dimulai dengan peristiwa saat Yesus memanggul sepotong kayu besar dipundak-Nya. Tubuh-nya yang penuh dengan luka akibat cambukan para prajurit Romawi tertatih-tatih naik ke bukit Golgota (ay. 16b). Di atas Golgota, Yesus disalib diantara dua orang penjahat sehingga genaplah nas “…Ia terhitung diantara pemberontak-pemberontak, sekalipun Ia menanggung dosa banyak orang… (Yes. 53: 12b). Setelah itu, Pilatus menuliskan “ Yesus, orang Nazareth, Raja orang Yahudi” dan meletakkannya di kayu salib tersebut (ay. 20-22). 
Pada zaman kuno, hukuman mati dengan cara dipaku pada kayu salib merupakan hukuman yang tidak hanya menggambarkan penderitaan fisik yang mengerikan tetapi juga merupakan penghinaan besar terhadap seseorang. Penyaliban merupakan penghinaan sebab orang yang disalib biasanya adalah seorang penjahat dan seseorang yang dikutuk. Dan, juga selama disalib, orang tersebut akan menerima penghinaan dan rasa malu sebab ditelanjangi dan diludahi. Oleh sebab itu sebelum Yesus disalib, para prajurit Romawi membagi-bagikan pakaian-Nya diantara mereka. Tetapi, seorang prajurit memberikan saran agar pakaian-Nya tidak dibagi tetapi diundi. Sehingga, genaplah nas, “Mereka membagi-pagi pakaian-Ku di antara mereka dan mereka membuang undi atas jubah-Ku (Mzm. 22: 19).” Oleh sebab itu, dalam keadaan telanjang dan penuh dengan luka-lah Yesus disalib untuk menanggung dosa.
Saudara, tulisan Yohanes mengenai peristiwa kematian Yesus ini memberikan detail tentang ketaatan Yesus. Ia tidak hanya menaati perintah Bapa-Nya untuk mati dengan cara yang memalukan dan penuh dengan penderitaan untuk menebus dosa manusia. Tetapi, juga menyerahkan seluruh diri-Nya termasuk satu-satunya harta yang Ia miliki yaitu jubah-Nya untuk diundi diantara prajurit sehingga Ia menanggung rasa malu sebab kehilangan semua milik-Nya untuk kita. Dan ketaatan-Nya ini menjadi hendaklah dapat menjadi teladan bagi setiap kita dalam menaati kehendak Bapa atas kehidupan kita. Saudara, ada banyak orang Kristen yang setelah mengalami kelahiran baru masih hidup dalam pemberontakan kepada Allah misalnya: masih hidup dalam kesombongan, iri hati, hawa nafsu, kemarahan, dll. Dan melalui perenungan hari ini, mari tinggalkan semua dosa yang begitu merintangi kita dan hidup sepenuhnya pada ketaatan kepada Allah.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah kehidupan kerohanian saudara sudah diwarnai dengan ketaatan kepada Allah atas perintah-perintah-Nya? Jika belum. Mari serahkan seluruh hati, kehendak dan diri saudara kepada pimpinan Roh Kudus sehingga ketaatan saudara kepada perintah-perintah-Nya semakin bertumbuh. 

Mari Tinggalkan Semua Dosa Yang Merintangi Kita Dan Hidup Dengan Taat Sepenuhnya Kepada Allah

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)