Yesus dihukum mati

Rabu, 8 Juni  2022
Yesus dihukum mati
Bacaan Alkitab : Yohanes 18:38b-40; 19:1-16a

Saudara, dalam perikop yang kita baca terdapat kelanjutan kisah persidangan tidak adil yang dialami oleh Yesus. Persidangan yang dipimpin oleh Pilatus ini terjadi di tengah-tengah kekacauan orang banyak. Pilatus, sebagai hakim pada saat itu pun mengalami beberapa kali kebingungan dalam menyelesaikan kasus ini. Hari ini, kita akan secara khusus menyoroti sikap Pilatus dalam mengadili Yesus. 

Kebingungan pertama diperlihatkan oleh Pilatus ketika ia menyatakan secara terbuka bahwa ia tidak menemukan kesalahan dalam diri Yesus dan ingin membebaskan-Nya (ay. 38b-39). Tapi karena ia melihat orang banyak murka karena tidak dapat menerima keputusan itu, ia menjadi takut. Pilatus mengambil Yesus dan menyuruh orang menyesah dan mengolok-olok Dia (ay. 1-3), dengan harapan dapat menenangkan orang banyak. Setelah itu, Pilatus melanjutkan kembali pemeriksaannya dan sekali lagi ia mengumumkan bahwa tidak ada kesalahan yang ia dapati dalam diri Yesus (ay. 4). Mungkin ia berharap bahwa orang banyak akan puas dan menarik tuntutan mereka. Tapi ketika dilihatnya orang banyak malah semakin beringas, Pilatus menjadi semakin takut. Desakan orang banyak itu, pada akhirnya membuat Pilatus menyerahkan Yesus pada orang banyak untuk disalibkan.

Saudara, sikap Pilatus menunjukkan bahwa sebenarnya ia tahu mengenai kebenaran yaitu Yesus tidak bersalah. Namun karena banyaknya tekanan yang diterima, ia tidak berani mengambil keputusan yang benar. Ia justru malah mengikuti apa yang orang banyak tersebut inginkan. Situasi seperti ini, terkadang juga kita alami sebagai orang percaya. Kita seringkali diperhadapkan pada situasi di mana kita tahu mana yang benar. Tapi karena tekanan dari orang-orang sekitar maka kita justru memilih pilihan yang salah. Hari ini, marilah kita belajar dari Pilatus. Jika kita tahu mana yang benar maka jangan takut untuk memilih dan melakukannya meskipun orang banyak di sekitar kita tidak mendukung hal tersebut.

Saudara, sikap manakah yang selama ini saudara pilih? Mengikuti kebenaran meskipun ditentang oleh orang-orang di sekitar saudara? Ataukah mengikuti pendapat orang lain meskipun itu bertentangan dengan kebenaran? Jika selama ini saudara cenderung mengikuti pendapat orang meskipun itu bertentangan dengan kebenaran. Maka marilah mengoreksi batin saudara dan mendoakan hal tersebut. Mari berdoa agar Allah menjumpai saudara secara pribadi dan mengubahkan kehidupan saudara. Dan mari berdoa agar Allah memberikan saudara kekuatan dan keberanian untuk selalu melakukan kebenaran meskipun banyak orang yang menentang. -Margaretha Susanto-

“Harga Diri Kita Tidak Akan Diperoleh
Dengan Menjual Kebenaran Tapi Dengan Mempertahankannya.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)