Yesus dielu-elukan di Yerusalem

Jumat, 13 Mei 2022
Yesus dielu-elukan di Yerusalem
Bacaan Alkitab : Yohanes 12:12-19

Dalam perikop ini diceritakan bahwa orang-orang Yahudi dari berbagai daerah sedang merayakan Paskah di Yerusalem. Karena memang sejak zaman Raja Yosia mereka tidak diperbolehkan merayakan paskah selain di Yerusalem. Yohanes sendiri tidak menuliskan dengan pasti berapa banyak orang yang datang pada hari tersebut. Tapi menurut keterangan Josephus (seorang sejahrawan Yahudi), diperkirakan ada sekitar 2,7 orang Yahudi yang menghadiri Paskah itu. Ketika orang banyak itu mendengar bahwa Yesus akan datang, mereka bersiap-siap untuk menyambut kedatangan-Nya (ay. 12).
Saudara, mari kita perhatikan apa saja yang orang banyak ini lakukan. Mereka mengambil cabang-cabang dari pohon palem, melambai-lambaikannya dan mengelu-elukan Yesus (ay. 13a). Mereka menggunakan pohon palem karena sejak dulu pohom palem menjadi lambang kemenangan dan kejayaan. Ini merupakan kebiasaan orang Yahudi ketika menyambut seorang raja atau pemimpin tentara yang datang membawa kemenangan. Kemudian, mereka juga berseru-seru “Hosana! Diberkatilah Dia yang datang dalam nama Tuhan, Raja Israel!”. Kalimat ini dikutip dari Mazmur 118:26, yang merupakan rangkaian mazmur yang dinyanyikan setiap pagi pada hari raya pondok daun. Dalam kalimat ini, mereka berharap bahwa Yesus adalah raja yang akan membawa kemenangan bagi mereka.
Selanjutnya, mari kita perhatikan bagaimana sikap Yesus menanggapi sambutan ini. Ia menemukan seekor keledai muda, lalu naik ke atasnya. Hal ini sangat berbeda dengan raja Israel yang sebelumnya di mana mereka mengendarai tandu seperti milik Salomo, yang tiang-tiangnya terbuat dari perak, sandarannya dari emas dan tempat duduknya berwarna ungu. Yesus memang tidak menyangkal bahwa Diri-Nya adalah Raja bagi semua orang. Tapi dengan menunggang keledai, Yesus sedang memberi tahu mereka bahwa Dia adalah Raja yang ditunjuk oleh Allah dan bukan Raja yang memenuhi harapan mereka. Tentu saja, apa yang dilakukan Yesus bukanlah gambaran tentang Mesias yang ada dalam pikiran mereka. Sehingga tidak mengherankan jika beberapa hari kemudian, mereka jugalah yang berteriak di Yerusalem dan meminta Yesus disalibkan saat Yesus gagal memenuhi harapan mereka.
Saudara, dalam kisah ini kita dapat melihat motivasi orang banyak itu berbeda dengan tujuan Yesus datang ke dunia ini. Yesus tidak datang dengan tujuan untuk menjadi raja Israel yang penuh kekuasaan dan kemenangan di medan perang. Tapi kedatangan-Nya justru untuk mati di kayu salib dan membawa kemenangan bagi seluruh dunia. Perhatikanlah bahwa kadangkala, motivasi kita dalam menyambut Yesus tidak sejalan dengan tujuan-Nya bagi hidup kita. Oleh sebab itu, marilah kita mengoreksi motivasi ketika datang pada Yesus. Jika kita datang pada Yesus hanya karena kita mengharapkan mukjizat atau hal-hal ajaib saja maka ketika penderitaan dan kesulitan datang kita tidak akan bertahan. 
Saudara, apakah motivasi saudara ketika datang kepada Yesus? Apakah saudara cenderung selalu mengharapkan mukjizat atau hal-hal ajaib terjadi? Jika iya. Maka marilah mengoreksi batin saudara dan mendoakan hal tersebut. Mari berdoa agar Allah menjumpai saudara secara pribadi dan mengubahkan cara pandang dan batin saudara. Dan mari berdoa agar Allah menganugerahkan kerinduan dalam hati saudara untuk selalu membangun hubungan dengan-Nya. Sehingga sekalipun penderitaan dan kesulitan datang, saudara akan bertahan di dalam Tuhan. -Margaretha Sutanto-

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup