Perintah Supaya Saling Mengasihi

Jumat, 27 Mei 2022
Perintah Supaya Saling Mengasihi
Bacaan Alkitab : Yoh. 15 : 9 – 17

Perintah untuk saling mengasihi diberikan Yesus untuk murid-murid-Nya dengan menggunakan standar kasih Allah Bapa kepada Putera-Nya. Kasih Allah Bapa kepada Putera-Nya adalah kasih yang Maha Sempurna. Kasih Bapa yang agung dan mulia ini ditunjukkan Yesus kepada murid-muridNya serta semua orang berdosa dengan cara mati dikayu salib untuk membebaskan mereka dari hukuman yang kekal akibat dosa. Dan, karenanya Yesus juga memerintahkan kita untuk tinggal didalam kasih-Nya (ay. 9) dengan cara tinggal dalam kasih Allah melalui sikap menuruti (teros, berpegang teguh / menjaga) perintah-perintahNya. 
Saudara, ketaatan kita kepada perintah-perintahNya merupakan hasil dari kasih kita kepada Allah. Itulah sebabnya Ia menuliskan, “Jikalau kamu mengasihi Aku, kamu akan menuruti perintah-Ku” (Yohanes 14:15). Dan, dalam perikop yang kita renungkan hari ini Tuhan Yesus memperdalam perintah tersebut dengan menambahkan standar ketaatan kita kepada-Nya haruslah seperti ketaatan Tuhan Yesus kepada Bapa-Nya di surga (ay. 10). Ketaatan Yesus kepada Bapa adalah ketaatan total, tanpa mengeluh, bersungguh-sungguh melakukan apa yang diperintahkan kepada-Nya.
Pada ay. 11 Yesus menambahkan dampak dari ketaatan kepada Bapa-Nya yaitu sukacita. Dan, sukacita inilah yang akan kita peroleh jika kita hidup dalam ketaatan kepada-Nya. Saudara, salah satu hal yang unik dari ajaran Yesus Kristus adalah selalu berbeda dengan nilai-nilai yang dunia ajarkan. Misalnya saja: ketaatan kepada perintah Bapa mendatangkan sukacita. Sedangkan dunia mengajarkan bahwa ketaatan/ketundukan pada otoritas merupakan tindakan melepaskan kebebasan diri dan tidak bisa hidup sekehendak hati sehingga menghapuskan kebahagiaan. Sehingga muncullah motto, “Hidup Gue Semau Gue” dan memunculkan generasi pemberontak yang hidup lepas dari aturan, nasihat dan perintah otoritas diatasnya.
Saudara, Yesus Kristus tidak hanya memberikan perintah untuk saling mengasihi sebagai sumber ketaatan dan akan menghasilkan sukacita saja. Tetapi juga cara untuk menunjukkan sikap saling mengasihi dengan sesama. Yaitu, “Tidak ada kasih yang lebih besar dari pada kasih seorang yang memberikan nyawanya untuk sahabat-sahabatnya” (ay. 13). Sikap rela berkorban seperti Yesus Kristus telah mengorbankan diri-Nya untuk semua orang haruslah juga kita tunjukkan kepada sesama. Dan perintah ini menentang nilai dunia yang cenderung egois dan mementingkan diri sendiri. Oleh sebab itu, marilah kita bertumbuh dalam kasih kepada Allah dengan cara senantiasa taat kepada-Nya dan bertumbuh dalam kasih kepada sesama dengan cara rela berkorban dan pengabdian tanpa pamrih kepada sesama seperti Kristus mengorbankan diri-Nya untuk menebus dosa-dosa kita.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, sudahkah kasih kita kepada Allah dan sesama memenuhi standar kasih Bapa kepada Putera-Nya dan kasih Putera kepada semua orang berdosa? Jika belum. Marilah memohon pertolongan dan bimbingan kepada Roh Kudus agar senantiasa menolong kita betumbuh dalam standar kasih yang sejati. -Thelie Herlina-

Cinta Ilahi Yang Abadi Di Ekspresikan Dalam Kematian Kristus, Dan Pada Saat yang Sama Merupakan Kematian Seorang Pria Untuk Sahabat-sahabatNya

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup