Yesus Berjalan Diatas Air

Kamis, 7 April 2022
Yesus Berjalan Diatas Air
Bacaan Alkitab: Yohanes 6: 16-21

Yohanes 6 merupakan rangkaian kisah tentang bukti pemeliharaan Allah atas pengikutNya. Jika dalam Yoh. 6: 1-15 “Yesus memberi makan 5000 orang” merupakan bukti pemeliharaan Allah atas kebutuhan fisik (perut) para pengikutNya. Maka, Yoh. 6: 16-21 merupakan bukti pemeliharaan Allah atas keselamatan jiwa para pengikutNya. Kisah ini dimulai tepat setelah Yesus memberi makan 5000 orang. Para murid memutuskan untuk segera pergi ke Kapernaum menggunakan perahu (ay. 16-17a). Sedangkan Yesus, naik ke bukit untuk berdoa seorang diri (Mat. 14: 23) sehingga meskipun hari telah gelap dan laut bergelora karena angin kencang Yesus belum datang menghampiri murid-muridNya (ay. 17b). Kondisi ‘gelap dan disertai laut bergejolak karena angin kencang” saat itu menggambarkan kondisi manusia masih hidup dalam kejahatan dan menolak Cahaya Ilahi yaitu Kristus Yesus sehingga bayang-bayang kematian memenuhi dunia. Kondisi batin manusia yang gelap terutama dapat kita lihat melalui respon murid-murid saat menghadapi badai. Sebab, meskipun mereka baru saja melihat bukti pemeliharaan ilahi dimana Yesus memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ikan (Yoh. 6: 1-15). Namun, sesaat kemudian iman mereka menjadi goyah sebab badai dan angin kencang. 

Pada saat hal itu terjadi Yesus – Sang Imam Besar- sedang berdoa (Mat. 14: 23). Ia mengetahui apa yang sedang terjadi di danau, Ia tahu murid-muridNya merasa ketakutan dan mencari-cari Dia sebab kehilangan pengharapan, tetapi Ia berdoa dan menunggu saat yang tepat agar Ia dapat menolong murid-muridNya. Mengapa Ia perlu menunggu sehingga terkesan lambat memberikan pertolongan? Dengan tujuan untuk menguji dan mendewasakan iman serta terutama agar murid-muridNya menghargai bukti pemeliharaan Allah atas jiwa mereka. Sehingga, saat murid-muridNya tidak menyerah dengan badai dan tetap mendayung, akhirnya Yesus menghampiri murid-muridNya dengan berjalan diatas air (ay. 19). Melihat Yesus mereka merasa takut (phobeo, menghormati) Yesus sebagai Mesias dan Terang Ilahi yang akan menyelamatkan mereka dari kegelapan dan badai kehidupan. 

Saudara, dalam bahasa Yunani saat Yesus menghampiri mereka Ia mengatakan, “Aku adalah Aku (ego eimi), jangan takut! (ay. 20). Beberapa penafsir Alkitab menuliskan bahwa saat itu Yesus sedang menyatakan bahwa Ia adalah Allah yang berkuasa atas alam dan manusia. Oleh sebab itu, janganlah takut menghadapi badai kehidupan sebab Ia berdaulat atas semua hal yang terjadi dalam kehidupan manusia. Dan pernyataan Yesus tersebut diresponi murid-muridNya dengan cara menyambut Yesus ke dalam perahu mereka. Hal ini menunjukkan bahwa Kristus menunggu kita untuk mengundangNya masuk dalam hati dan seluruh kehidupan kita. 

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah saat ini ada pergumulan kehidupan yang sedang kita hadapi? Dan apakah sepertinya Tuhan diam, menjauh, bersembunyi bahkan berlambat-lambat menolong kita? Jika Ya. Tetaplah menunggu, tetaplah berjuang dan nantikanlah pertolongan yang daripadaNya. Sebab, meskipun tidak terlihat, Tuhan Yesus tetap memperhatikan kita dengan belas kasihan ilahi dan menanti saat yang tepat untuk menunjukkan kasih dan pertolonganNya atas kita. -Thelie Herlina-

Lihatlah Ke Sekeliling, Dan Kita Akan Berkecil Hati. Lihatlah Ke Dalam Diri, Dan Kita Akan Putus Asa. Tetapi Lihatlah Kepada-Nya, Maka Ketakutan Kita Akan Lenyap

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Allah Memegang Kendali