Orang Banyak Mencari Yesus

Jumat, 8 April 2022
Orang Banyak Mencari Yesus
Bacaan Alkitab : Yohanes 6: 22-24

Kisah dalam perikop ini terjadi tepat setelah Yesus dan murid-murid-Nya pergi ke Kapernaum dengan menggunakan perahu. Orang-orang yang mencari Yesus adalah mereka yang telah melihat Yesus melakukan mujizat memberi makan 5000 orang dengan 5 roti dan 2 ekor ikan. Setelah mereka kenyang dengan makanan yang disajikan Yesus dan murid-murid-Nya, mereka memutuskan untuk bermalam di tempat tersebut. Dan keesokan paginya mereka mencari-cari Yesus dengan tujuan untuk kembali mendapatkan makanan dari-Nya dan  mungkin masih berharap untuk menjadikan Yesus sebagai Raja (Yoh. 6: 15).

Sikap dan motivasi orang banyak ini menggambarkan kegelapan batin manusia yang seringkali menanggapi mujizat Allah dengan keegoisan dan keserakahan. Sebab, mereka mengikuti Dia untuk mendapatkan apa yang bisa mereka inginkan dan mereka tidak tertarik untuk menyembah atau menaati-Nya. Padahal melalui Yoh. 6: 15, kita mengetahui bahwa orang banyak tersebut telah mengalami dan melihat peristiwa supranatural tentang bukti pemeliharaan Ilahi atas tubuh manusia. Namun, ketika para murid Yesus meresponi mujizat tersebut dengan sikap penyembahan yang sepenuh hati, orang banyak tersebut justru mencari Yesus dan memaksa-Nya menjadi Raja agar mereka tidak kelaparan lagi (ay. 26). 

Saudara, keserakahan, keegoisan, mencari keuntungan diri sendiri, hendaknya tidak menjadi dasar yang paling utama saat mencari Allah. Sebab, penyembahan sejati dalam bentuk bersaat teduh, membaca Alkitab, dan berdoa merupakan cara yang dapat kita lakukan saat hati kita rindu untuk mencari hadirat-Nya. Selain itu, penyembahan juga merupakan ekspresi kasih kita kepada Allah serta respon kita akan keagungan kasih-Nya di kalvari. Dan karena itu, motivasi saat kita mencari-Nya perlu senantiasa diuji dan dikuduskan dengan kasih Allah yang sejati. Oleh sebab itu, marilah dengan tekun kita memeriksa hati dan pikiran kita dengan jujur di hadapan Allah saat kita hendak beribadah bersama, bersaat teduh atau melayani-Nya. Sehingga, hati kita yang murni, kudus dan suci di hadapan-Nya senantiasa.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana kondisi hati kita saat ini? Apakah saat kita beribadah/berdoa/bersaat teduh, kita datang kehadirat-Nya dengan hati yang penuh kerinduan untuk mencari dan menyembah Allah? Jika saat ini Roh Kudus menyingkapkan motivasi yang salah dalam diri kita. Marilah dengan jujur kita mengakuinya di hadapan Allah. Dan, percayalah bahwa Roh Kudus akan menolong kita untuk senantiasa mengoreksi diri dan memiliki hati yang semakin murni dihadapan-Nya. -Thelie Herlina-

Penyembahan Merupakan Ekspresi Kasih Kita Kepada Allah Serta Respon Kita Akan Keagungan Kasih-Nya.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Hidup sesuai Kehendak Allah

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Allah Memegang Kendali