Yesus Dikuburkan
Kamis, 10 Maret 2022
Yesus Dikuburkan
Bacaan Alkitab : Lukas 23: 50-56a
Dalam praktik Romawi, seseorang yang menerima hukuman mati akan diperlakukan dengan dua cara. Pertama, dikembalikan kepada keluarga untuk dikuburkan. Kedua, dibuang ke padang gurun agar dimakan oleh burung pemakan bangkai. Setelah Yesus disalibkan dan mati, para musuhNya mengambil keputusan untuk membuang mayat Yesus ke padang gurun agar seluruh tubuhNya dimakan oleh burung pemakan bangkai. Tetapi, seorang anggota majelis besar yang dihormati bernama Yusuf dari Arimatea tidak menyetujui keputusan tersebut dan menghadap Pilatus untuk meminta mayat Yesus agar dapat dikuburkan secara layak dan terhormat.
Yusuf percaya bahwa Yesus adalah Mesias yang Ia nanti-nantikan sehingga setelah menerima ijin dari Pilatus, ia mencabut paku yang tertancap pada kedua tangan dan kakiNya, lalu menurunkan mayatNya. Tidak hanya Yusuf, seorang murid Yesus bernama Nikodemus (Yoh. 19: 39-40) membersihkan mayatNya, merempahiNya dengan minyak mur dan gaharu lalu mengapaniNya dengan kain lenan terbaik. Bahkan, Lukas menuliskan detail peristiwa tersebut dengan menunjukkan bahwa tanah yang digunakan untuk mengubur Yesus adalah tanah yang belum pernah digunakan untuk apapun (ay. 55).
Saudara, seorang penafsir Alkitab bernama R.C Sproul menuliskan bahwa perbuatan yang dilakukan oleh Yusuf dari Arimatea dan Nikodemus merupakan bukti pemeliharan Allah atas tubuh AnakNya. Hal ini dilihat berdasarkan doa Yesus saat Ia disalibkan yaitu, “ Ya Bapa kedalam tanganMu Kuserahkan nyawa-Ku (Luk. 23: 46). Setelah Kristus menyerahkan nyawaNya Allahpun tetap memelihara tubuhNya melalui tindakan yang dilakukan oleh Yusuf Arimatea terhadap mayat Yesus. Dengan demikian, kita dapat mempelajari bahwa Allah tidak hanya memperhatikan keselamatan jiwa dan roh kita saja. Tetapi, juga pemeliharaan tubuh kita. Oleh sebab itu, selain usaha kita untuk merawat tubuh seperti olahraga, makan makanan yang sehat, istirahat yang cukup, mari kita serahkan dan percayakan kesehatan serta daya tahan tubuh kita (terutama saat pandemi seperti saat ini) kepada Allah sepenuhnya.
Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana dengan kita? Setelah kita berjuang memelihara tubuh kita, apakah kita sudah sepenuhnya menyerahkan tubuh kita pada pemeliharaan Allah? Mari ditengah tingginya angka kematian akibat covid-19 serta daya tular omicron yang tinggi ini, kita menyerahkan kesehatan dan kekuatan tubuh kita kepada-Nya. Sebab, Ia adalah Allah yang memperhatikan dan memelihara kehidupan baik tubuh, jiwa dan roh manusia dengan sepenuh hati-Nya. -THELIE HERLINA-
Mari Serahkan Diri Kita Sepenuhnya kepada Allah Sang Pemelihara Kehidupan Kita
Komentar
Posting Komentar