Yesus Dihadapan Pilatus

Kamis, 3 Maret 2022
Yesus Dihadapan Pilatus
Bacaan Alkitab : Lukas 23: 1-7

Lukas 23: 1-7 merupakan pengadilan pertama yang dihadapi Yesus setelah Ia ditangkap oleh orang-orang yang membencinya. Pada pengadilanNya yang pertama, Ia diadili oleh Pontius Pilatus, seorang Gubernur Romawi. Dalam sebuah catatan sejarah Philo seorang Yahudi Helenistik yang tinggal di Alexandria, menggambarkan Pontius Pilatus sebagai seorang pria yang tidak fleksibel, keras kepala, dan dikenal karena kekejamannya. Sehingga, menurut beberapa penafsir Alkitab, para Sanhedrin (yang ditulis Lukas sebagai “sidang itu” ay. 1) menyerahkan Yesus kepada Pontius Pilatus dengan tujuan agar ia memberikan Yesus hukuman mati (seperti yang mereka harapkan).

Para Sanhedrin memberikan tiga tuduhan kepada Yesus yaitu, “…orang ini menyesatkan bangsa kami, dan melarang membayar pajak kepada kaisar, dan tentang diri-Nya Ia mengatakan, bahwa Ia … yaitu Raja (ay. 2).” Mendengar tuduhan tersebut, Pilatus bertanya kepada Yesus, “Engkaukah raja orang Yahudi? Jawab Yesus, “Engkau sendiri mengatakannya (ay. 3).” Setelah itu, Lukas mencatat bahwa Pilatus menyatakan bahwa ia tidak menemukan kesalahan apapun terhadap Yesus (ay. 4). Pernyataan tersebut hanya dituliskan oleh Lukas, sebab Lukas menekankan bahwa kematian Yesus dikayu salib bukanlah karena tuduhan-tuduhan Sanhedrin. Tetapi karena, rencana Allah untuk mencari dan menyelamatkan yang hilang melalui kematian AnakNya di kayu salib.

Saudara, pada masa itu ada keyakinan dalam diri orang Yahudi bahwa apapun yang seorang pemimpin politik katakan merupakan kehendak Tuhan. Sehingga, ketika Pilatus menyatakan bahwa Yesus tidak bersalah sebenarnya dapat dilihat merupakan cara Allah yang sedang menyampaikan pesan kepada banyak orang saat itu dan pembaca Alkitab. Bahwa, Yesus adalah Mesias yang dijanjikan Allah datang ke dunia untuk menyelamatkan manusia dari hukuman yang kekal. Oleh sebab itu, melalui renungan hari ini kita dapat mempelajari bahwa seperti kehidupan Yesus yang dikendalikan oleh rancangan Allah demikian juga kehidupan kita sebagai anak-anakNya. Sampai saat ini Allah tetap memegang kendali kehidupan kita. Sehingga, meskipun badai datang silih beganti, bahkan bayang-bayang maut datang menghampiri kita atau kebahagiaan menghiasi kehidupan kita. Kita tetap dapat percaya bahwa kehidupan kita ada dalam telapak tanganNya. Ia memegang kendali kehidupan kita!

Saudara, mari sejenak kita merenungkan firman yang baru saja kita dengar. Saudara, berdiam dirilah sejenak dihadapan Allah dan tanyakan pada diri saudara sendiri “apakah aku sungguh-sungguh percaya bahwa Tuhan memegang kendali kehidupanku?” Jika masih ada keraguan, maka marilah berdoa meminta Roh Kudus menumbuhkan iman kepada Allah sehingga saudara senantiasa percaya bahwa Allah memegang kendali kehidupan saudara. -THELIE HERLINA-

Lihat! Aku telah Melukiskan Engkau di Telapak Tangan-Ku. Yesaya 49: 16

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)