Yesus dihadapan Mahkamah Agama

Rabu, 2 maret 2022
Yesus dihadapan Mahkamah Agama
Bacaan Alkitab : Lukas 22: 63-71

Saudara, dalam perikop ini diceritakan tentang proses pengadilan yang di alami Yesus di hadapan Mahkamah Agama. Dalam pengadilan ini terdapat banyak kecurangan dan ketidakadilan yang dialami oleh Yesus. Mari kita melihat satu-persatu hal tersebut:

Pertama, proses pengadilan berlangsung terselubung. Untuk pertama kali dalam sejarah pengadilan Yahudi yang tercatat, pengadilan dilakukan di rumah imam besar dan terjadi pada malam hari. Biasanya, anggota Sanhedrin berkumpul di tempat yang disebut kamar batu pahat pada siang hari dan terbuka untuk umum. Tapi kali ini, menurut catatan Matius mereka berkumpul di rumah imam besar Kayafas pada malam hari (Mat. 26:57). Kedua hal ini merupakan hal yang tidak sesuai (ilegal) dengan ketentuan hukum Yahudi. Mengapa mereka melakukan hal ini? Alasannya adalah karena mereka tidak sedang mencari kebenaran tapi mencari alasan untuk mempersalahkan Yesus. Mereka tidak ingin orang-orang di Yerusalem disadarkan akan apa yang sedang terjadi dan memprotes pengadilan tersebut.

Kedua, tidak boleh terburu-buru mengambil putusan untuk hukuman berat (mati). Peraturan hukum Yahudi mengharuskan bahwa jika kasus mati sedang diadili dan jika seorang dihukum karena kejahatan berat, maka Sanhedrin akan bertanggung jawab untuk bertemu keesokan harinya lagi untuk mengkorfimasi keputusan tersebut. Tapi hal ini tidak dilakukan oleh para anggota Sanhederin pada saat mengadili Yesus.

Ketiga, mereka tidak memperdulikan kebenaran apapun yang Yesus sampaikan. Semua kalimat yang Yesus sampaikan dipelintir, diputarbalikkan sedemikian rupa dan digunakan untuk menjebak Dia. Ketika Yesus mengatakan bahwa Ia adalah Mesias, mereka pun menyatakan bahwa hal tersebut merupakan penghujatan terhadap Allah sehingga Ia pantas dihukum mati. Ada sesuatu yang menarik dalam bagian ini. Pada saat itu, bukanlah suatu pelanggaran berat di Israel jika seseorang mengklaim diri sebagai Mesias bahkan jika seseorang itu bukanlah Mesias. Jadi pengakuan ini sebenarnya tidak cukup untuk membuat seseorang divonis hukuman mati. 

Saudara apa dilakukan oleh anggota Sanhedrin ketika mengadili Yesus sangatlah disayangkan. Karena sebenarnya para anggota Sanhedrin ditahbiskan dan ditetapkan sebagai dewan yang berfungsi untuk melindungi hukum Allah di antara bangsa Israel. Tapi yang mereka lakukan justru memberikan kesaksian palsu tentang Yesus. Hati nurani mereka tidak lagi kendalikan oleh kebenaran Allah sehingga mereka mampu memanipulasi dan merekayasa sedemikian rupa agar tujuan mereka tercapai.

Saudara, apa yang dialami Yesus pada perikop ini terkadang juga terjadi dalam kehidupan kita sekarang. Sebagian orang suka menggunakan kekuasaan yang ia miliki untuk mewujudkan tujuan pribadinya. Bahkan bisa saja mereka merekayasa sedemikian rupa agar tujuannya tercapai. Sangat miris jika hal ini juga dilakukan oleh orang percaya yang seharusnya melakukan kebenaran Allah. Oleh sebab itu, marilah kita mengoreksi hidup kita dan menguji kembali apakah keputusan yang kita ambil sesuai dengan kebenaran Allah atau tidak.

Saudara bagaimanakah cara saudara dalam menggunakan kewenangan yang saudara miliki dalam pekerjaan, keluarga atau kehidupan sehari-hari? Apakah keputusan yang saudara ambil sudah sesuai dengan kehendak Allah? Jika saudara masih menggunakan kewenangan yang saudara miliki untuk kepentingan pribadi dan bukan berdasarkan kebenaran Allah. Maka marilah mengambil waktu untuk mendoakan hal tersebut. Mari meminta Allah memberikan hikmat dan membimbing saudara sehingga dapat memutuskan segala sesuatu sesuai dengan kehendak Allah. -MARGARETHA SUTANTO-

“Lebih Baik Menderita Karena Ketidakadilan Daripada Berbuat Tidak Adil.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Ribka Menjadi Istri Ishak (5)

Small Things Big Impact

Abram di Mesir (1)