Percakapan Dengan Perempuan Samaria (II)
Senin, 28 Maret 2022
Percakapan Dengan Perempuan Samaria (II)
Bacaan Alkitab: Yohanes 4:23-42
Saudara yang dikasihi Tuhan di dalam bagian perikop ini merupakan kelanjutan dari kisah percakapan antara Kristus dengan wanita Samaria. Saudara salah satu hal yang menarik di dalam ayat ini adalah apa yang dinyatakan oleh Kristus di dalam ayatnya ke 23. Ia berkata bahwa “Tetapi saatnya akan datang dan sudah tiba sekarang, bahwa penyembah-penyembah benar akan menyembah Bapa dalam roh dan kebenaran; sebab Bapa menghendaki penyembah-penyembah demikian. Allah itu Roh dan barangsiapa menyembah Dia, harus menyembah-Nya dalam roh dan kebenaran".
Saudara konteks di dalam ayat ini adalah adanya permusuhan antara orang Samaria dan orang-orang Yahudi. Pada awalnya orang Samaria adalah bagian dari bangsa Israel yang biasanya disebut dengan istilah kerajaan utara. Namun karena sudah terjadi kawin campur antara mereka bangsa-bangsa non-Yahudi, maka mereka dianggap sudah tidak murni lagi sebagai orang Yahudi dan karena itu mereka tidak dimusuhi. Mereka memilki tempat penyembahan-Nya sendiri yaitu di Gunung Gerizim sedangkan orang-orang Yahudi memiliki tempat penyembahan di Yerusalem. Masing-masing mereka, baik orang Yahudi maupun orang Samaria mengklaim bahwa mereka adalah penyembah yang sejati, karena mereka menyembah di tempat yang benar dengan cara yang benar. Namun Yesus berkata bahwa akan datang waktunya orang tidak lagi menyembah terikat dengan ritual saja tapi menyembah dari Roh mereka
Saudara banyak orang Kristen sama halnya dengan orang Yahudi dan Samaria pada saat itu. Mereka hanya beribadah dengan tubuh mereka tapi tidak dengan hati mereka. Mereka bisa saja menyanyi di gereja tapi tidak memuji Tuhan, mereka mengucapkan doa tapi tidak berdoa, mereka pergi ke gereja tapi mereka tidak beribadah. Saudara ibadah bukan hanya berbicara tentang aktivitas yang tubuh kita lakukan, tapi juga apa yang roh kita lakukan. Mari kita melakukan semua ibadah kita dengan penuh hormat dan kasih kepada Allah.
Saudara marilah mengambil waktu sejenak untuk merenungkan Firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah sudah melakukan setiap ibadah saudara dengan hati yang sungguh-sungguh ataukah hanya sebatas runtinitas saja? Saudara marilah kita mengambil waktu sejenak untuk mendoakan hal tersebut. Berdoalah agar Tuhan dapat memberikan kita kemampuan untuk dapat beribadah dengan tulus kepada Allah. -Welem Novi-
“Penyembah Benar Akan Menyembah Bapa Dalam Roh Dan Kebenaran”
Komentar
Posting Komentar