Tentang Membayar Pajak pada Kaisar

Rabu, 9 Februari 2022
Tentang Membayar Pajak pada Kaisar
Bacaan Alkitab : Lukas 20:20-26

Saudara, dalam perikop ini diceritakan bahwa ketika Yesus sedang mengajar di antara orang banyak. Di antara orang banyak itu terdapat mata-mata yang disengaja dikirimkan oleh ahli Taurat dan imam kepala. Mereka mengajukan pertanyaan yang seolah-olah mencari kebenaran tapi nyatanya bertujuan untuk menjebak Yesus. Pertanyaan mereka adalah apakah mereka boleh membayar pajak pada kaisar atau tidak? Pertanyaan ini merupakan jebakan karena jika Yesus menjawab boleh membayar pajak pada Kaisar maka Yesus bisa saja dianggap sebagai pengkhianat bagi bangsanya. Karena bentuk dari pajak pemerintah Romawi pada saat itu sangat berat. Jumlahnya bahkan lebih dari sepertiga dari pendapatan seseorang dan belum termasuk pajak pemungutan suara, bea cukai dan berbagai pajak tidak langsung. Sedangkan jika Yesus menjawab membayar kepada Allah maka Yesus bisa saja dianggap menetang pemerintah Romawi. Untuk menanggapi hal ini, Yesus dengan tenang menjawab bahwa keduanya tidaklah bertentangan. Alasannya adalah karena orang Yahudi memiliki 2 kewarganegaraan yaitu warga negara dunia dan warga negara sorgawi. Sehingga mereka harus memenuhi tanggung jawab pada pemerintah dan terutama kepada Allah. Jawaban itu membuat para ahli Taurat dan imam kepala tercengang.
Saudara, mari kita perhatikan bahwa para ahli Taurat dan imam kepala sudah dikendalikan oleh amarah sehingga membuat pikiran dan hati mereka menjadi gelap. Hal ini menyulitkan mereka untuk melihat kebenaran Allah dengan jelas. Mereka sanggup melakukan segala cara untuk mendapatkan keinginannya bahkan dengan cara yang sangat licik sekalipun. Dalam PL juga diceritakan bahwa amarah mengendalikan Kain sehingga ia tega membunuh Habel. Betapa berbahayanya jika seseorang dikendalikan oleh amarah dan bukan lagi dikendalikan oleh kebenaran Allah.
Saudara, amarah memang merupakan bagian dari emosi manusia. Tapi seperti nasihat rasul Paulus, jika amarah itu tidak terkendali maka itu dapat menjadi pintu masuk yang efektif bagi iblis untuk merusak hidup kita (Ef. 4:26-27). Oleh sebab itu, marilah kita meminta pertolongan Allah sehingga hidup kita hanya dikendalikan oleh kebenaranNya saja. -MARGARETHA SUTANTO-

“Amarah Yang Tidak Terkendali 
Dapat Menjadi Pintu Bagi Iblis Untuk Merusak Hidup Kita.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)