Pertanyaan orang Saduki tentang Kebangkitan

Kamis, 10 Februari 2022
Pertanyaan orang Saduki tentang Kebangkitan
Bacaan Alkitab : Lukas 20: 27-40

 Dalam perikop ini, orang-orang Saduki memberikan pertanyaan kepada Yesus mengenai kebangkitan. Orang-orang saduki sebenarnya adalah kaum yang tidak mempercayai adanya kebangkitan. Sehingga, mereka berusaha menjatuhkan Yesus dengan mempertanyakan tentang status seorang wanita yang menikah beberapa kali sebab suami-suaminya meninggal dunia. Setelah wanita tersebut meninggal dan kembali bertemu dengan para suaminya, “bagaimana sekarang dengan perempuan itu, siapakah di antara orang-orang itu yang menjadi suaminya pada hari kebangkitan?” (ay. 33).
 Yesus memberikan jawaban dengan menjelaskan bahwa, “…mereka yang dianggap layak untuk mendapat bagian dalam dunia yang lain…tidak kawin dan dikawinkan…tidak dapat mati lagi…sama seperti malaikat-malaikat dan mereka adalah anak-anak Allah, karena mereka telah dibangkitkan” (ay. 35-36). Jawaban Yesus tersebut menggambarkan kondisi orang percaya dalam kekekalan yang tidak akan menyatu dengan pasangannya. Sebab, dalam kekekalan kasih sejati akan diperoleh ketika setiap kita menyatu dengan Allah Tritunggal yang kudus. Bahkan, keadaan kita akan abadi dan memiliki status sebagai anak-anak Allah. 
 Saudara, kematian bukanlah sesuatu yang menakutkan. Kematian adalah suatu masa dimana orang percaya dibangkitkan dan menjadi satu dengan Allah Tritunggal, agar dapat hidup dalam kekekalan bersamaNya. Sehingga, respon hati kita saat kematian datang menghampiri kita atau orang-orang terdekat dengan kita adalah bersukacita. Sebab, kita mengetahui dengan pasti keselamatan kita dalam nama Yesus Kristus akan membawa kita pada penyatuan yang kudus dengan Allah Tritunggal disurga nanti. Hal ini bukan berarti kita tidak dapat menangis dan bersedih karena berpisah dengan orang-orang yang kita sayangi. Sebab, meskipun kita bersedih namun kita percaya bahwa perpisahan ini hanya sementara. Dan akan tiba waktunya kita akan bersama-sama dengan mereka kembali.
 Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah saat ini saudara sedang mengalami kesedihan akibat kehilangan orang yang saudara sayangi? Jika ya. Jangan berlarut-larut dalam kesedihan tersebut. Mari bangkit dan imani bahwa perpisahan tersebut akan bersifat sementara dan bersukacitalah sebab orang yang kita sayangi telah menyatu dengan Allah Tritunggal dalam kekekalan di surga. -THELIE HERLINA-

Kematian Adalah Saat Dimana Manusia Berada Dalam Persatuan Yang Kudus Dengan Allah Tritunggal Dalam Kekekalan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)