Penetapan Perjamuan Malam

Kamis, 24 Februari 2022
Penetapan Perjamuan Malam
Bacaan Alkitab : Lukas 22: 14-23

Penetapan perjamuan malam dalam Lukas 22: 14-23 merupakan penggalan kisah Yesus bersama dengan murid-muridNya yang sedang memperingati hari Raya Roti Tidak beragi. Sebuah perayaan dimana orang Yahudi harus menyembelih domba paskah sesuai dengan ketentuan dalam hukum taurat. Hari itu menjadi perayaan terakhir bagiNya sebab setelah itu, Ia akan menjadi Domba Paskah yang diserahkan sebagai korban penebus dosa manusia. Pada moment terakhirNya bersama dengan para murid, Ia memberikan dua makna yang baru bagi perayaan tersebut. 

Makna pertama pengharapan dalam Allah Tritunggal. “ Sebab Aku berkata kepada kamu: mulai dari sekarang ini Aku tidak akan minum lagi hasil pokok anggur sampai kerajaan Allah (ay. 18).” Buah anggur merupakan lambang kesuburan, sukacita, berkat Allah yang melimpah serta kebaikanNya yang tidak pernah berkesudahan. Dengan demikian, makna pertama adalah saat memperingati kematianNya di kayu salib melalui perjamuan kudus adalah mengingat akan tersedianya pengharapan dalam Allah Tritunggal yaitu kebaikan dan rahmatNya yang tidak berkesudahan dalam kehidupan kita.

Makna kedua adalah kasih Allah bagi kita. “Lalu Ia mengambil roti, mengucap syukur, memecah-mecahkannya dan memberikannya kepada mereka, kata-Nya: “Inilah Tubuh-Ku yang diserahkan bagi kamu…(ay. 19a).” Roti adalah lambang tubuh duniawi yang rapuh serta mudah busuk dan melambangkan Yesus, Anak Allah yang mengambil rupa seorang manusia. Melalui pernyataanNya pada ayat 19a, kita dapat mengetahui bahwa Yesus dengan sepenuh hati menyerahkan diriNya sebagai korban penebus dosa bagi semua orang (Yoh. 3: 16). Yesus yang Maha Kuasa menyerahkan diriNya untuk menebus dosa manusia. Ia tampil sebagai orang yang terhina tetapi Agung; menderita tetapi ditinggikan; dihukum namun tidak bersalah; dibenci banyak orang namun memiliki kasih dan pengampunan bagi pembenciNya; tunduk pada kematian tetapi berdaulat atas kebangkitan. 

Saudara, untuk menutup kedua makna tersebut Yesus menyatakan, “ … perbuatlah ini menjadi peringatan akan Aku (ay 19.b)” Dan menekankan bahwa pada pengulangan peringatan akan kematianNya maka pusat perjamuan kudus adalah Sang Anak Domba, Yesus Kristus. Dengan demikian, renungan hari ini kembali mengingatkan kita bahwa peringatan akan kematianNya di kayu salib bukanlah tentang diri kita, juga bukan tentang apa yang menjadi kebutuhan kita, apakah kesembuhan/berkat /pemulihan meskipun kita dapat menyakini bahwa ada pengharapan didalamNya. Tetapi pusat hati kita saat melakukan perjamuan kudus adalah Yesus Kristus yang dengan rela hati menyerahkan diriNya untuk menjadi korban penebusan dosa bagi kita semua.

Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, apakah Yesus Kristus telah sepenuhnya menjadi fokus hati kita saat memakan roti dan anggur saat perjamuan kudus? Jika belum maka marilah fokuskan hati kita kepada Sang Anak Domba, Yesus Kristus sebab hanya Dialah yang layak menerima semua pujian dan ucapan syukur kita. -THELIE HERLINA-

Perjamuan Kudus Adalah Momen untuk Mengingat Akan Tersedianya Pengharapan Dalam Allah Tritunggal

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)