Yesus Memberkati Anak-anak

Kamis, 27 Januari 2021
Yesus Memberkati Anak-anak
Bacaan Alkitab : Lukas 18: 15-17

 Perikop ini berkisah tentang beberapa orangtua yang membawa anak-anak mereka ke hadapan Yesus. Mereka berharap Yesus dapat menjamah ( haptomai, menyentuh ) anak-anak mereka. Hal ini merupakan tradisi bangsa Yahudi dimana orangtua membawa anak-anak mereka ke hadapan para penatua sinagoge atau seorang rabi terkemuka. Pada umumnya orangtua membawa anak-anak sebab mereka mengkhawatirkan kondisi rohaninya. Dengan harapan berkat yang diberikan oleh para penatua sinagoge atau rabi tersebut dapat menjadi sarana bagi anak-anak mereka untuk bertumbuh secara rohani.
 Saat melihat anak-anak tersebut dibawa ke hadapan Yesus, para murid menegur sebab merasa bahwa anak-anak akan mengganggu Yesus yang saat itu sedang mengajar. Tetapi, dengan tegas Yesus menjawab, “ Biarkanlah anak-anak itu datang kepadaKu dan jangan kamu menghalang-halangi mereka, sebab orang-orang yang seperti itulah yang Empunya Kerajaan Allah (ay. 16).” Saudara, ayat ini menunjukkan satu sifat Allah yaitu penuh dengan kasih. Ia mengasihi semua orang bahkan anak-anak (paidion, bayi) dan kasihNya kepada mereka Ia tunjukkan dengan cara senantiasa menyambut anak-anak di hadiratNya.
 Saudara, Tuhan Yesus menggunakan gambaran tentang anak-anak sebagai empunya Kerajaan Allah (ay. 16-17) tidak hanya menunjukkan bahwa Allah menerima kepolosan, kemurnian dan ketulusan seorang anak. Tetapi juga menerima sikap suka memberontak, keras kepala dan merasa diri paling benar dari seorang anak. Demikian seharusnya kita kepada saudara seiman lainnya. Kita seharusnya juga belajar untuk dapat berdamai dengan kelemahan orang lain seperti sikap suka menghakimi, membenarkan diri sendiri, marah-marah, cemburu, suka berbohong, suka mencuri, dll. Dengan cara senantiasa mengasihi, mengampuni dan membimbing mereka dalam kebenaran. Oleh sebab itu, marilah kita bertumbuh dalam kasih kepada sesama.
 Saudara, mari sejenak kita merenungkan Firman yang baru saja kita dengar. Saudara, sudahkah kita bertumbuh dalam sikap berdamai dengan kelemahan orang lain? Jika belum, mari kita meminta pertolongan dari Roh Kudus untuk membimbing dan mengajar kita bertumbuh dalam sikap ini. -THELIE HERLINA-

Kasih kepada Allah Merupakan Dasar Sikap Berdamai Dengan Kelemahan Orang Lain

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup