Tuan dan Hamba

Jumat, 21 Januari 2021
Tuan dan Hamba
Bacaan Alkitab : Lukas 17:7-11

Saudara ayat perenungan kita merupakan lanjutan dari beberapa nasihat Yesus untuk murid-muridNya. Dalam perikop bacaan kita hari ini, Yesus memberikan nasihat dalam melayani kepada murid-muridNya. Yesus memberikan nasihat apa pun yang dilakukan dalam pelayanan bagi Kristus, murid-muridNya harus tetap bersikap rendah hati dan tidak berpikir karena mereka telah melayaniNya maka mereka berhak menerima sesuatu dariNya (Allah berhutang kepada mereka). 
Saudara kita semua adalah pelayan Allah. Setiap kita wajib melakukan segala sesuatu demi kehormatan namaNya. Kekuatan kita, waktu kita harus dipakai untuk Allah, karena semua yang kita miliki bukanlah milik kita dan kita tidak boleh melakukan segala sesuatu semau kita melainkan harus sesuai dengan perintah Allah. Oleh karena itu, sebagai pelayan Allah maka kita wajib untuk mempergunakan setiap waktu kita untuk menjalankan kewajiban yang Allah berikan kepada hidup kita. Setiap kita harus menjadikan akhri dari sebuah pelayanan sebagai permulaan dari pelayanan selanjutnya. Dalam ayat 7-8 digambarkan seorang pelayan yang telah selesai membajak/ menggembalakan ternak di ladang masih tetap punya pekerjaan untuk dilakukan ketika dia sudah pulang ke rumah tuannya pada malam hari yaitu melayani di meja makan (mempersiapkan makanan untuk tuannya). Setelah kita bekerja bagi Allah, kita tetap harus melayani Allah, terus melayaniNya sepanjang waktu.
Dalam ayat 10 Yesus menegaskan bahwa ketika kita telah melakukan segala sesuatu yang ditugaskan kepada kita hendaklah kamu berkata “kami adalah hamba-hamba yang tidak berguna; kami hanya melakukan apa yang kami harus lakukan”. Melalui perkataanNya ini, Yesus ingin menyampaikan bahwa sekalipun melakukan pelayanan terbaik, tetap saja harus mengakui dengan rendah hati bahwa kita hanyalah hamba-hamba yang tidak berguna. Allah tidak mendapatkan keuntungan apa-apa dengan pelayanan kita, dan karena itulah Dia tidak berutang budi kepada kita. Dia tidak membutuhkan kita, dan pelayanan kita tidak akan bisa menambah kesempurnaanNya. Karena itulah kita layak menyebut diri kita sebagai hamba-hamba yang tidak berguna, dan menyebut pelayananNya sebagai pelayanan yang berguna. Karena Allah berbahagia tanpa kita, tetapi kita akan celaka tanpa Dia. Oleh karena itu, pelayanan adalah kasih karunia Allah.
Saudara melalui perikop perenungan kita hari ini, kita kembali diingatkan untuk tetap rendah hati dan tidak menuntut sesuatu karena kita telah melayaniNya. Marilah kita memiliki sikap rendah hati dan tidak menuntu sesuatu kepada Allah saat melayani. -DENAL SUTANTO-

Marilah Kita Melayani Dengan Tulus

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup