Perumpamaan Tentang Orang Farisi dan Pemungut Cukai

Rabu, 26 Januari 2022
Perumpamaan Tentang Orang Farisi dan Pemungut Cukai
Bacaan Alkitab : Lukas 18:9-14

Saudara, dalam perikop ini Yesus menyampaikan sebuah perumpamaan tentang: pertama, orang Farisi yang bersikap sombong. Ia berdoa dengan berdiri di samping pelataran yang terdekat dengan Bait Suci. Ia merasa lebih suci dari pada sesamanya karena telah melakukan berbagai ibadah, berpuasa 2 kali dalam 1 minggu dan juga memberikan persepuluhan. Ia menganggap dirinya benar dan karena itu ia berpikir bahwa ia telah membuat Allah berhutang. Sehingga ia merasa berhak menuntut apa saja dari Allah. Kedua, pemungut cukai yang merasa tidak layak. Ia berdiri di samping sisi terjauh dari Bait Allah. Sikap dan doanya pun bertolak belakang dengan orang Farisi. Dia menyadari dosa-dosanya dan menyesali semua perbuatannya selama ini. Sehingga isi doanya hanyalah permohonan belas kasihan dari Allah. 
Saudara, dari perumpamaan yang disampaikan oleh Yesus kita dapat melihat 2 kebenaran yaitu: pertama, orang yang sungguh-sungguh bertobat tidak akan datang pada Allah dengan kebanggaan diri karena telah melakukan kehendak Allah. Kita tidak dapat datang kepada Allah dengan membawa semua daftar perbuatan baik dan disiplin rohani yang telah kita lakukan. Dengan tujuan untuk menunjukkan bahwa Allah berhutang pada kita sehingga kita berhak mendapatkan pembenaran dari Allah. Kedua, doa yang benar berasal dari ketekunan melakukan kebenaran dan ketekunan melakukan disiplin rohani. (true prayer comes from setting out lives beside the life of God). Hal ini berarti bahwa dalam kehidupan sehari-hari kita harus hidup kudus dengan melakukan kehendak Allah dan di saat yang sama kita juga harus terus menerus membangun manusia rohani kita.
Saudara, melalui perumpaaan ini kita diingatkan bahwa kita harus memiliki sikap dan cara pandang yang sesuai dengan kehendak Allah. Semua perbuatan baik dan disiplin rohani yang kita lakukan bukanlah alat untuk mendapatkan pembenaran dari Allah. Dalam kehidupan sehari-hari kita harus selalu berusaha hidup kudus dan di saat yang sama kita juga harus berusaha membangun kerohaniaan kita. Marilah kita meminta kekuatan dari Tuhan untuk melakukan kebenaran ini. -MARGARETHA SUTANTO-

“Perbuatan Baik Kita Tidak Akan Membuat Allah Berhutang.”

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)

Penutup