Perumpamaan Tentang Pelita

Kamis, 4 November 2021
Perumpamaan Tentang Pelita
Bacaan Alkitab : Lukas 8: 16-18

 Lukas 8: 16-18 merupakan kelanjutan dari ajaran Yesus kepada banyak orang dalam Lukas 8: 4-15 yaitu tentang seorang penabur. Pada ay. 15 Yesus mengakhiri pengajaranNya dengan menuliskan, “Yang jatuh di tanah yang baik itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu ialah orang, yang setelah mendengar firman itu, menyimpannya dalam hati yang baik dan mengeluarkan buah dalam ketekunan.” Dengan demikian, kita dapat memahami perumpamaan tentang pelita sebagai kelanjutan dari pengajaran tentang firman yang ditabur dalam hati orang percaya. 

 Dalam perumpamaan tentang pelita, Yesus mengajarkan setiap orang percaya agar “…menyalakan pelita (dan)… menempatkannya di atas kaki dian (dengan tujuan) supaya semua orang yang masuk ke dalam rumah dapat melihat cahayanya” (ay. 16). Hal ini berarti bahwa firman Allah yang telah ditabur dalam hati orang percaya, seharusnya diwujudkan dalam perbuatan-perbuatan praktis dalam kehidupan sehari-hari. Perbuatan seperti apa? Perbuatan yang sesuai dengan nilai-nilai yang terdapat dalam Alkitab. Sehingga, kita dapat menjadi berkat bagi sesama. 

 Jika kita memperhatikan lebih jauh, pada ay. 17, Yesus memberikan peringatan bahwa “tidak ada sesuatu yang tersembunyi (termasuk firman yang ditabur dalam hati) yang tidak akan dinyatakan…” dan menekankan bahwa setiap orang percaya seharusnya belajar mengaplikasikan kebenaran firman dengan tekun. Lalu bagaimana cara mengaplikasikan Firman Tuhan? Pada ay. 18 Yesus memberikan cara agar dapat mengaplikasikan firman Tuhan yaitu “Karena itu, perhatikanlah cara kamu mendengar…” Kata perhatikanlah menunjuk pada sikap menaruh minat, pikiran dan hati pada apa yang disampaikan. Sebab mendengar Firman Tuhan dengan sungguh-sungguh dapat menjadi sarana yang digunakan oleh Roh Kudus untuk menolong kita untuk memperoleh hal-hal yang dapat kita aplikasikan dalam firman Tuhan. Oleh sebab itu, mari mulailah mengoreksi dan merubah cara kita mendengar Firman Tuhan sehingga kita dapat menjadi berkat bagi sesama. 

 Saudara, mari kita renungkan firman Tuhan yang baru saja kita dengar. Saudara, bagaimana sikap hati kita saat mendengar firman Tuhan? Jika saat pemberitaan firman disampaikan dalam ibadah, dan fokus pikiran kita terpecah dengan hal-hal lain atau kita mendengar dengan sikap hati yang keliru seperti: sombong, dll. Maka, marilah kita berdoa dan memohon pertolongan Allah agar dapat memampukan kita mendengar Firman dengan sikap sungguh-sungguh. Sehingga, kita dapat menjadi pelaku firman Tuhan. 
-THELIE HERLINA-

Mendengar Firman Tuhan Dengan Sungguh-sungguh Membuka Pintu Bagi Roh Kudus untuk Membimbing Kita Menjadi Pelaku Firman Tuhan.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Yesus membawa pemisahan bagaimana mengikut Yesus

Gembalakanlah Kawanan Domba Allah

Abram dan Lot Berpisah (2)